Kisah ku
( apa salahku?? )
Namaku adalah Farida Indayana. Biasa di panggil
Farida, sekarang umurku 16 tahun. Seorang pelajar SMA kelas X1. Jika ada yang
bertanya mata pelajaran apa yang paling aku tidak suka maka aku akan menjawab
semua pelajaran yang membutuhkan kerja kelompok, aku benci kerja kelompok. Dan
jika ada yang bertanya padaku apa yang paling aku suka di sekolah adalah saat
jam istirahat serta hal apa yang paling aku benci di dunia ini aku akan
menjawab sekolah, sebenarnya masih manyak hal yang paling aku benci di dunia
ini tapi saat ini aku akan menjawab sekolah mungkin akan berubah seiringnya
waktu. Sekolah sangat menakutkan bagiku beserta orang-orang di dalamnya.
Matahari telah menyapa hari dari
balik awan menandakan pagi telah tiba. Dan hal itu memaksaku harus bangun untuk
melaksanakan kegiatan rutinku yaitu sekolah. Tepat jam 6 pagi setelah sarapan
akupun pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda kesayanganku. Karena memang
hari ini aku piket kelas jadi aku pergi lebih awal dari biasanya. Setelah
sekitar 5 menit perjalanan akupun sampai di sekolah memang jarak rumah dan
sekolah ku tidallah terlalu jauh. Setelah sampai aku langsung menuju kelas
untuk melaksanankan tugasku dan setelah sampai aku melihat teman-teman yang
masuk kelompokku untuk piket kelas. Sebenarnya aku tidak mau sekelompok dengan
mereka tetapi mereka memaksa kalau aku harus masuk kelompok mereka. Aku heran
mengapa Maya,Thalia, dan Yona ada di kelas pagi-pagi begini biasanya mereka
akan datang terlambat sehingga mereka tidak ikut membersihkan kelas.
“ hai,cantik” sapa Thalia lembut,
“kamu sudah datang ya..” lanjut Yona.
“ Farida ayo kesini ada yang ingin aku katakan padamu”suruh
Maya mendekat kearah mereka tiga.
“ada apa?”jawabku ketus setelah sudah ada dihadapan
Maya,Thalia dan Yona.
“ Jangan marah dong, sekarang sapu dan pel kelas ini sampai
bersih”perintah Maya,
“Kami mengawasimu” tambah Yona,
“iya kalau tidak bersih, kau akan menerima akibatnya” bentak
Thalia.
“ya..”
Aku akan melakukannya bukankah dari dulu memang aku selalu
melakukannya sendiri pikirku sebelum memulai membersihkan kelas itu. Begitulah
nasipku karena takut pada mereka tiga aku akan melakukan apa yang mereka suruh
dan menurutinya tanpa perlawanan. Setelah selesai aku segera mengambil pel dan
emper yang aku gunakan tadi untuk di cuci.
“eh..eh..mau kemana kau?”tegur Yona yang melihatku akan
keluar kelas.
“aku mau mencuci pel dan ember ini”jawabku seadanya.
“siapa yang menyuruhmu melakukan itu, jadi cepat ke
sini?”teriak Maya.
Setelah sudah ada di hadapan mereka tiga secara tiba-tiba
Thalia membawa ember yang aku pegang tadi memang karena terburu-buru aku tidak
meletakannya tadi dan masih berisi air. Dan sungguh membuatku jengkel dan marah
Thalia dengan sengaja dan seenaknya menumpahkan ember itu ke lantai lagi dan
berkata,”bersihkan ini sebelum ada yang datang”sambil melempar ember yang ia
pegang tadi. Maya dan Yona hanya tertawa dan mengiyakan apa yang di katakan
Thalia dengan menyuruhku membersihkannya dengan sangat bersih tanpa ada kotoran
sedikit pun. Mereka keluar kelas dengan hati puas setelah mengerjaiku. Berbeda
dengan mereka, aku malah sakit diperlakukan begitu dengan menahan air mata aku
membersihkan lagi lantai yang telah aku bersihkan tadi.
Tidak terasa setelah piket kelas, belajar, istirahat,belajar
lagi dan pastinya di ganggu lagi bel pulang sekolah pun berbunyi dan itulah
yang paling aku tunggu-tunggu dari tadi walau kejadian di sekolah membuat ku
kesal dan marah tapi aku sangat bahagia pulang sekolah karena aku bisa melihat
orang-orang yang menyayangiku ayah ibu dan keluarga lainnya.
Keesokan
harinya setelah sampai di sekolah aku langsung menuju toilet karena memang aku
sedikit berkeringat sebab hari ini aku berjalan kaki untuk berangkat, kemarin
saat pulang sekolah ban sepedaku telah bocor dan bisa aku tebak siapa pelakunya
yaitu tiga sekawan itu.
“kau sedang membersihkan diri ya..”tanya seseorang yang
mengejutkan ku dan aku sangat kenal dengan suara itu yang tak lain adalah Maya
si pengganggu.
“hei.. pencuri tetaplah pencuri sekeras apapun kau
membersihkan diri tetap saja kau itu kotor”tambah Thalia sambil memegang
rambutku,
“iya. Dan kau itu jangan sok manis,lembut dan bersih deh kecoak
saja kau kau pegang apalagi
sekedar kotorankan” ujar Yona menyambung sambil menarik kuat rambutku yang di
susul oleh Maya.
“ouh..sakit. jangan menarik rambutku dan satu lagi aku bukan
pencuri juga aku bukan orang yang meletakan kecoak itu” bantahku dengan berteriak.
“kau masih membantah ya, Yona bawa air ke sini.”perintah Maya
sambil menarik seragamku.
“oke. Kita akan buat dia mandi hari ini agar bersih dan
wangi” ujar Yona mengejek dan segera menjalankan perintah Maya.
Dan
benar saja mereka membuat ku basah dari bawah sampai atas dan lebih parah lagi
mereka juga melempari ku dengan cairan berbau tak sedap yang aku tidak tahu apa tapi yang jelas itu
seperti minyak dan baunya sangat tajam. Tak puas dengan itu mereka menarik
rambut dan menganiya tubuh ku seperti binatang yang harus di musnahkan dari
bumi ini. Tanpa rasa bersalah mereka meninggalkan ku dalam keadaan kacau. Sepninggalam
mereka aku hanya bisa menangis dan menangis. Aku tidak dapat mengadu pada
siapapun, pada guru akan sia-sia paling-paling menerima teguran singkat setelah
itu selesai,pada teman tapi siapa temanku tidak ada yang ada hanya orang-orang
yang mengatakan kasihan sekali Farida itu tanpa ada niat untuk membantu, dan
pada orangtua ku mereka akan sedih dan aku tidak mau hal itu terjadi.
Semua
karena kejadian itu, kejadian satu tahun yang lalu dimana hari itu hari ke-2
sekolah di SMA ini. Saat itu di kelas XB aku sudah mempunyai banyak teman dan
semua baik padaku hingga karena hal-hal yang sama sekali tidak aku lakukan itu
semua hancur dalam sekejap. Maya adalah seorang anak kaya raya yang
bertemperatur buruk saat itu setelah pelajaran olahraga Maya menemukan
dompetnya telah hilang. Setelah beberapa lama ia mencari tetapi tetap tidak di
temukan. Akhirnya ia perintahkan temannya Yona memeriksa tas seluruh murid
disana termasuk aku. Dan sungguh mengejutkan dompet itu di temukan di tasku.
Aku berusaha menjelaskan pada semua kalau bukan aku yang mencurinya tetapi
tidak ada yang percaya. setelah kejadian itu ada kejadian mengejutkan lagi yang
semakin membuat teman-teman semakin menjauhiku yaitu setelah jam istirahat
selesai kami semua masuk kelas dan tentu saja kami akan mengeluarkan buku
pelajaran masing-masing tiba-tiba seluruh kelas heboh karena ada kecoak di tas
mereka masing-masing dan anehnya hanya di tas milikku saja yang tidak ada
kataknya. Oleh karena itu mereka semua menuduhku bahwa aku yang menaruh katak itu.
Meski aku bilang bukan aku pelakunya mereka semua tidak lagi percaya pada ku
karena mencuri dompet dan insiden kecoak itu semua mengarah padaku bahwa semua
itu aku pelakunya padahal aku sangat sangat yakin kalau bukan aku pelakunya. Di
pikiranku selalu ada pertanyaan, siapa pelaku sebenarnya?, mengapa dia tega
menjebakku? Dan mengapa dia melakukan itu?.
Aku
menari nafas mengingat itu semua. Kesalahan yang tidak pernah aku lakukan harus
aku tanggung dengan diasingkan di sekolah. Dengan sabar aku melangkah menuju
kelas dengan pakaian olahraga karena pakaian seragamku kotor oleh perbuatan
Maya, Thalia dan Yona tadi. Sesampainya di kelas guru menegurku karena
terlambat masuk dan lebih-lebih lagi aku memakai baju olahraga pada hari selasa
ini jadi aku tambah di marahi. Setelah meminta maaf aku pun segera menuju
tempat dudukku.
“hei.. bau apa ini?”tanya Maya sembari menutup hidungnya,
“iya baunya seperti telur busuk”tambah Thalia,
“Arah baunya dari dia”tunjuk Yona padaku,
“iya...iya.. dari Farida sepertinya”teriak murid lain sambil
tertawa.
Maaf ,maaf,maaf
hanya kata maaf yang aku katakan
pada mereka sambil menuju bangkuku. Semuanya tertawa dan menutup hidung
masing-masing karena bau itu, kelas tidak akan tenang kalau tidak bu guru
menghentikan hal itu. Karena terlalu menyengat walau aku sudah membersihkan
diri baunya tidak hilang dan aku benci keadaan ini. “Farida, menjauhlah dariku, kau sangat bau” ujar teman
sebangkuku”. Akupun menuruti perintahnya dengan memindahkan bangkuku agak jauh
darinya dengan menahan tangis dan berujar,”aku minta maaf”.
Hari
demi hari aku menjalani hari di sekolah semakin buruk. Jika tidak memikirkan
ayah dan ibu aku mungkin sudah berhenti sekolah, aku tidak tahan lagi dan
kesabaranku mungkin sudah habis. Tapi demi ayah,ibu aku harus bersabar lagi
bukankah tinggal setahun lagi aku pergi dari sekolah ini.
Saat ini adalah jam terakhir pelajaran berlangsung.
Pelajaran yang sedang di jelaskan di depan kelas adalah Bahasa Inggris.
Berhubung gurunya berhalangan masuk kelas jadi pak guru itu hanya memberikn
tugas saja yang di titipkan ke guru lain. Tugas itu adalah tugas kelompok , hal
yang paling aku benci karena jika memilih sendiri anggota kelompoknya sangat
pasti kalau aku tidak akan memiliki
kelompok sebab tidak ada yang mau satu kelompok ku. Tapi untunglah kelompoknya
telah di pilih oleh guru. Tapi sial juga sih aku sekelompok sama
Maya,Thalia,Sasa dan Farhan. Itu lebih buruk lagi dari sendirian dan tidak
memiliki kelompok tapi untuklah Yona tidak ada dalam kelompok kalau tidak
semakin buruk keadaanku. Semua sisaw sudah tahu siapa-siapa saja teman
kelompoknya jadi saatnya berkumpul dengan anggota kelompok masing-masing.Sungguh aku tegang harus sekelompok sama karena pastinya
mereka akan mengerjaiku itlah hal yang aku yakini.
“Farida,cepat kau kerjakan tugas ini” perintah Maya,
“iya kerjakan dengan benar, jangan sampai kita dapat rendah”
tambah Thalia,
“hei.. jangan begitu ayo kita kerjakan sama-sama”ujar Sasa.
“aku tidak apa-apa jadi jangan mengasihani ku”ujar ku malas
sembari siap untuk mengerjakan tugas itu.
“ia Sasa,diakan sudah bilang tidak apa-apa jadi suruh
pencuri ini saja” Ujar Farhan sambil menatap jahat padaku.
“ Aku sama sekali tidak pernah mencuri, jadi jangan
menuduhku seperti itu” pukulku refleks ke tangannya.
“hei jangan menyentuh tanganku,tanganmu itu penuh dengan
kuman yang ada di kecoak itu, jadi jangan menyentuh ku iihh aku jijik padamu”
ujar Farhan sambil mengusap tangannya dan menjauh dari ku.
“apa maksud mu”
“kau jahat sekali”sahut ku marah dan sedih karena perasaanku
sakit mendengar Farhan berkata begitu.
“Farida, apa yang kamu lakukan? cepat kerjkan tugas ini”
perintah Maya sambil menjambak rambutku.
“sakit Maya lepaskan!! Aku mohon” pintaku dengan memohon
“kalau ini apa sakit?”tanya Thalia mengikuti Maya dengan
menjambak rambutku juga.
Karena tidak tahan lagi menahan sakit akupun menangis tetapi
walaupun begitu mereka tetap tidak melepaskan aku malah mereka menyuruh
dan memaksaku berjoget di depan dengan
dandanan norak yang mereka pasangkan padaku di tambah lagi rambut berantakan
hasil jambakan mereka. Muka ku sudah seperti hantu dan rambutku kusut-kusut
entah seperti apa mengambarkannya lagi. Aku hanya bisa menangis dan menuruti
semua apa yang merka suruh padaku kalau
tidak aku bisa saja menjadi mangsa mereka hidup-hidup murid yang lain hanya
tertawa tanpa ada niat untuk membantu.
Dengan tiba-tiba ada
seseorang berteriak dan mengatakan, berhenti!!! di tengah tawa murid-murid
lainnya. Hal itu sungguh membuat semua orang terkejut dan terdiam dan mengarahkan
pandangan ke satu sosok yang berteriak tadi. Dan ternyata itu adalah Sasa.
“ hentikan..hentikan hal itu sekarang juga”teriaknya lagi
sembari menuju depan kelas tempat aku berada.
Berbagai suara terdengar setelah Sasa maju ke depan seperti:
apa yang dia lakukan?, apa dia sudah gila?,pasti Maya tidak akan
melepaskannya!!,berani sekali dia!. Itulah berbagai pertanyaan yang mereka
ajukan dengan sikap heran dan penasaran tampak di wajah mereka.
“apa yang kau lakukan Sasa?
cepat kembali ke bangkumu”teriak Thalia panik,
“tidak apa-apa Thalia, aku mau mendengar apa yang akan dia
katakan” dukung Maya pada Sasa,
“tidak Maya dia mengganggu acara kita saja” tambah Thalia.
“tidak apa-apa aku mau mendengar alasan apa yang ia punya”
“cepat katakan, apa yang mau kau sampaikan?”suruh Maya lagi.
“ayo..ayo.. cepat katakan”teriak yang lain tidak sabar.
Dengan takut akhirnya Sasa membuka mulut.
“ Farida sebenarnya tidak bersalah,kejadian tahun lalu
dompet itu tidak di curi oleh Farida dan kecoak-kecoak itu tidak di letakan
Farida”ujar Sasa yang sukses membuat semua orang terkejut.
“ apa yang kau katakan? Semuanya jangan percaya pada apa yang di katakan Sasa”
ujar Thalia berusaha meyakinkan semua murid dalam kelas.
“yang melakukan itu adalah Thalia”tambah Sasa yang semakin
membuat semuanya shock.
“apa? Jangan asal menuduh kamu Sasa”bela Thalia sambil
berteriak marah
“apa itu benar Sasa?”tanya Maya,
“iya apa itu benar?”tambah Yona yang sedari tadi diam saja,
“jangan percaya padanya semua yang ia katakan itu omong
kosong” bantah Thalia dengan kesal dan marah.
“aku tidak berbohong,dia mengancamku untuk tidak memberi
tahu kalian semua tapi sekarang aku tidak tahan lagi melihat kalian
memperlakukan Farida dengan sangat keja. Kalau aku mengadu dia mengancamku akan
menyuruh ayahnya yang kepala sekolah itu mencabut beasiswa yang aku dapatkan
dengan segala usaha ku itu, itulah yang dia katakan padaku” jelas Sasa panjang
lebar.
Semua masih terkejut pada apa yang Sasa katakan barusan.
Akupun masih terkejut dan tidak percaya pada kenyataannya kalau Thalia tega
melakukan itu pada ku jikahal itu benar.
“ini buktinya kalau kalian tidak percaya padaku”tambah Sasa
lagi sambil menekat tombol play di Hp dan terdengarlah suara Thalia mengancam
Sasa agar tidak memberitahu kebenarannya. Semua yang Sasa katakan tadi benar
adanya. Ternyata itu adalah rekaman yang berhasil Sasa rekam saat dia akan
mengadukan hal ini dan tentu saja Thalia melarangnya lagi. Setelah rekaman itu
selesai semua mata memandang Thalia yang terdiam kaku di tempatnya duduk. Aku
masih tidak percaya Thalia tega melakukan itu. Ia telah menghancurkan hidup ku
selama hampir dua tahun ini, ia telah merampas segala kesenanganku di sekolah.
Aku pun bertanya apa alasannya sampai ia tega memfitnahku dan membuat ku di benci
di sekolah ini.
“apa alasannya?tanya ku dingin pada Thalia
“iya aku yang melakukan itu. Aku yang mencuru dompet itu dan
meletakanya di tas mu dan aku juga yang meletakan kecoak di tas kalian semua
agar kalian semua memusuhinya. aku melakukan itu semua karena aku iri padamu
Far, pada saat SMP kau selalu banyak teman terkenal dengan kebaikan mu dan juga
karena kau adalah orang yang pintar. Selalu di puji-puji bahkan gurupun
menyukaimu sehingga kau tidak pernah merasa sendiri di sekolah dan kau senang
akan itu. Tapi aku hanya anak yang tidak punya teman sama sekali tidak ada yang
mau berteman denganku hanya karena aku bodoh dan tidak secantikmu mereka hanya
bicara apa adanya padaku tidak bermaksud menjadikan ku teman mereka apalagi
sahabat. Oleh sebab itu aku melakukannya aku mau kau merasakan perasaaan di
jauhi sama seperti ku dulu” Jelas Thalia anjang lebar sambil menangis.
“apa? Iri! Untuk apa
kau iri padaku aku bukanlah siapa-siapa. Dulu saat SMP bukan teman-teman tidak
mau berteman dengan mu tapi kau lah yang menjauhi kami saat ada kegiatan
kelompok di rumah kau tidak pernah ikut dengan beribu-ribu alasan, saat di
kelas kami mengobrol tapi kau tidak pernah bergabung walau kami mengajak mu dan
saat istirahat tiba kami mengajak mu ke kantin tapi kau selalu menolak karena
kau membawa bekal. Kami selalu berusaha mendekatkan diri dengan mu tapi kau
selalu tidak banyak bicara oleh sebab itu yang lain juga tidak nyaman di
dekatmu jadi apa itu salah ku?” tuturku geram dengan apa yang di katakan Thalia
“tidak. Aku tidak begitu kau yang salah” teriak Thalia tidak
terima kalau itu semua salahnya sendiri.
“itu salah mu sendiri jadi terima lah. Saat ini aku masih
tidak bisa memaafkan mu semua yang kau lakukan itu tidak masuk akal itu sudah
sangat keterlaluan beraninya kau
menjebakku sejauh itu. Aku tidak akan melaporkan ini pada ayahmu atau pun guru
yang lain agar kau bisa menyadari sendiri perbuatanmu itu. Kau tahu hal yang
paling berat adalah merasa bersalah pada orang lain itu bisa saja membuat mu
tersiksa memikirkannya”. Ujarku pada akhirnya.
Dua
bulan kemudian sejak terungkapnya kebenaran itu. Sekarang keadaaan sudah
menjadi lebih baik. Semua teman-teman yang pernah memusuhi telah meminta maaf
pada ku terutama Maya, dan Yona. Untuk Thalia, dia sudah pindah sekolah 2
minggu setelah kebenaran itu terungkap mungkin karena tidak tahan di musuh teman-temannya sendiri. Aku sudah
menegur teman-teman agar tidak mengganggu dia tapi mereka tidak mendengarkan ku
mereka sangat-sangat tidak suka pada Thallia karena membuat mereka berdosa
dengan memperlakukan ku yang tidak bersalah dengan sangat buruk. Sejujurnya aku
sangat kecewa pada Thalia karena dia di buli hanya selama 2 mingguan tetapi
karena tidak tahan dia langsung pindah tapi bagaimana denganku yang di buli
hampir dua tahun lamanya aku tapi aku tetap bertahan dan selalu berharap
semuanya akan sadar dengan apa yang mereka lakukan dan seperti keajaiban hari
itu telah datang yang di bawa oleh malekat dengan perantara Sasa. Sekarang aku
sudah banyak teman dan aku tidak membenci sekolah lagi. Sekolah itu
menyenangkan saat kita mempunyai banyak teman.
“Farida kenapa kau melamun? Sekarang waktunya istirahat”
Tegur Sasa yang melihat ku melamun.
“apa?benarkah! maaf hanya tadi aku memikirkan kita jajan apa
ya..?jawabku asal sambil tersenyum.
“ah.. kau ini ayo cepat kita ke kantin”ajak Sasa
“oke. Lets go..”ujarku dengan semangat.
Kami berduapun pergi kekantin dengan semangat. Di sepanjang
perjalanan kami selalu bercerita tentang apa saja yang bisa kami ceritakan.
Aku
percaya dan bahkan sangat percaya Tuhan itu ada buktinya setelah aku di berikan
penderitaan tapi dengan kuasanya sekarang aku di berikan kebahagiaan. Sekarang
aku memiliki banyak teman dan seorang sahabat yang sangat hebat. Sasa sekarang
telah menjadi sahabat baik ku kami selalu melakukan suatu hal bersama-sama.
Kami berdua sering bekerja sama dalam kelompok dan belajar. Semua itu sangat
menyenangkan bagiku karena baru sekarang aku merasakan pertemanan yang
sebenarnya selama ini. Aku selalu berdoa pada Tuhan, Tuhan aku yakin masih
banyak anak-anak yang di abaikan di tempat sekolahnya karena berbagai alasan
mungkin karena dia jelek,bodoh,miskin, dan adanya salah paham serta masih
banyak lagi tapi Tuhan apapun alasannya aku sangat percaya pada pun Engkau
pasti akan membantu mereka untuk sabar,kuat dan membantu mereka mencari jalan
keluarnya sehingga akan ada senyuman
bahagia di bibir mereka saat berangkat ke sekolah AMIN.
Tamat
Selesai juga cerpennya. Semoga sobat pembaca suka ya..
Mohon saran dan kritkik yang membangun agar saya bisa
menulis dengan lebih baik lagi.
Terima kasih telah berkunjung^_^
4 comments:
cerpennya bagus kak.... maju terus ya kakk....
Aku juga pernah di bully ... Sama juga seperti penulis tuliskan. . Intinya orang orang seperti kita selalu di jaukan dan disuruh seperti babu. Tapi q sabar dan Alhamdulillah q sekarang udah punya teman baik. Tapi q sering tidak pede pada pergaulan baru karena takut kejadian yang sangat memalukan ketika q SMA dan waktu aku menjalani kegiatan kulia kerja nyata ... Waktu KKN q juga dikucilkan karena q tidak bisa alias ngeblank dalam melakukan kegiatan kerja kelompok ... Dan q sadar... Q harus berubah.. q memamg susah bergaul q orang nya pilih 2 dalam bergaul. Tapi positif nya. Q mempunyai jiwa pengusaha sejak q SD... Q akan membuktikan kepada mereka bahwa orang orang seperti kita bisa sukses kedepannya. Dan mereka bertekuk lutut di hadapan kita.
Izin ambil ceritanya ya kak, buat bikin konten youtube,...
Ijin share ya kak di ig
Post a Comment