Hai semua balik
lagi nih dengan memposting sebuah dongeng anak-anak yang cukup menarik. Tentu
dalam dongeng ini memiliki sebuah makna yang dapat kita bawa dan juga kita
teladani maka dongeng in sangat baik untuk anak-anak.
Selamat
membaca!!
MOU SI ANAK MANJA
Pada zaman dahulu kala hiduplah seekor anak harimau kecil bersama ibunya.
Anak harimau itu bernama Mou. Mou sangat manja pada ibunya karena memang Mou
adalah anak paling kecil, sedangkan saudara-saudaranya yang lain telah pergi
untuk hidup mandiri.
Suatu hari ibu Mou mengajak Mou pergi untuk berburu bersama dengan maksud
agar Mou dapat belajar bagaimana cara mencari makan.
“Mou... ayo ikut ibu,ibu akan mengajari mu caranya berburu!” ajak sang
ibu.
“Aku tidak mau bu, ibu saja yang pergi.” Jawab Mou dengan malas.
“Tapi Mou! Kamu sudah waktunya belajar berburu sekarang, jadi ayo ikutlah
ibu.” Bujuk ibu Mou lagi. Namun anaknya itu tetap kukuh menolak ajakan ibunya.
Malah Mou menyuruh ibunya cepat-cepat pergi karena dia sudah merasa lapar.
Mengabaikan semua bujuk-rayu ibunya agar dia mau pergi bersama.
Ibu Mou pun dengan berat hati pergi sendiri. Sebelum benar-benar pergi
ibunya kembali memandangi Mou yang sekarang sedang enak-enaknya tidur. Tanpa
peduli dengan raut kecewa sang ibu.
***
Kini matahari mulai menyembunyikan diri, malam hampir tiba. Mou bergerak
dengan gelisah di mulut gua tempat tinggalnya. Mou sungguh kesal dengan ibunya
yang dari tadi siang tidak datang-datang. Mou mengingat dengan jelas jika
ibunya pergi berburu mencari makan untuknya siang tadi. Tapi hingga kini sang
ibu tidak muncul-muncul. Berbagai
pikiran buruk menghinggapi pikirannya, Apakah ibu mendapatkan buruan besar dan
tidak mau membagi ku? Apa ibu sengaja pergi lama untuk menghukumku karena tidak
mau berburu bersama-nya tadi? . “Tidak, ibu sungguh menyayangiku. Tidak mungkin
ibu meninggalkanku disini sendirian dalam keadaan lapar ini.” Ungkap Mou pada
dirinya sendiri bermaksud menepis apa yang ada dipikirannya sediri.
Pagi pun tiba, kini Mou terbangun dari tidurnya. Seingatnya semalam dia
menunggu ibunya pulang. Maka Mou dengan semangat mencari ibunya disekitar gua.
Namun semua sia-sia dia tetap tidak menemukan ibunya. Mou menyadari bahwa
ibunya juga tidak pulang malam tadi, karena tidak ada tanda-tanda keberadaan
ibunya di gua. Gelisahlah Mou, apa ada sesuatu yang terjadi pada ibu?.
Mou memutuskan meninggalkan gua untuk mencari ibunya. Dengan perut yang
sungguh lapar, Mou memanggil-manggil sang ibu berharap panggilannya dijawab
oleh ibunya. Namun sungguh sia-sia hingga siang hari Mou tetap tidak menemukan
ibunya. Maka menangislah Mou dengan meraung-raung sambil memanggil ibunya.
“ibu........ibu...ibu... dimana kau bu”
“Aku lapar bu..aku lapaaarrrr”
Tiba-tiba ada seekor burung pipit hinggap diranting pohon tak jauh dari
tempat Mou yang sedang menangis. Maka bernyanyilah burung pipit itu dengan
suara merdunya.
cuit..cuuuittt...cuuuuiiitttt
anak manja
ditinggal ibunya
hanya bisa
menangis meraung-raung
ada rahasia
dibalik itu semua
ibu yang malang
telah mati
demi mencari
makan untuk anak manja dan egois
ia diterkam sang
raja rima
raja sing yang
perkasa
cuuitt..cuuiiittt...cuuuuuuuuuuuittttttt
Mendengar nyanyian burung pipit itu seketika tangisan Mou terhenti. Mou
ingin bertanya apa maksud dari nyanyian itu pada burung pipit, namun belum sempat
dia bertanya burung pipit itu telah pergi. Terbang menjauhi Mou yang ingin
menghampirinya. Maka semakin sedih lah Mou tanpa bertanya dulupun dia tahu
maksud dari nyanyian burung pipit itu. Pasti anak manja dan egois yang dimaksud
adalah dirinya. Mou pun kembali menangis karena dia menyadari jika nyanyian itu
benar maka ibunya telah mati.
Dua hari kemudian, Mou semakin kurus dan juga semakin lemah tak bertenaga
karena hingga kini dia bahkan belum makan apa-apa. Yang mengisi perutnya selama
ini hanya air yang diminumnya. Mou menyadari ibunya memang sudah tidak ada lagi,
buktinya hingga sekarang dia belum menemukan ibunya. Sekarang Mou putus harapan
untuk mencari sang ibu.
Saat Mou hendak meminum air dari danau yang ditemuinya, Mou melihat
seekor anak rusa kecil juga sedang minum dipinggir danau itu. Dengan semangat
Mou ingin menerkam anak rusa itu dia berpikir anak rusa itu cukup untuk
mengenyangkan perutnya yang sungguh kosong sekarang. Namun, belum sempat dia
menerjangnya keberadaaan Mou sudah di ketahui oleh anak rusa kecil itu. Anak
rusa itu dengan sigap berlari kencang menjauhi Mou. Mou hanya menatap kecewa melihat anak
rusa kecli yang berlari itu.
“Bodoh sekali anak harimau itu, menangkap anak rusa lemah seperti ku saja
tidak mampu.” Kalimat itulah yang sempat Mou dengar dari rusa kecil itu sebelum
benar-benar menjauhinya. Mou membenarkan dalam hati, dia memang bodoh. Sekarang
Mou sungguh menyesal karena tidak mau diajak oleh ibunya untuk belajar berburu.
Bahkan dia sempat berpikiran buruk tentang ibunya, bahwa ibunya
bersenang-senang sendiri dan dia juga sangat egois yang memikirkan pertunya
yang lapar saja tanpa sedikitpun memikirkan ibunya. Mou pun terbaring dengan
lemah didekat danau, dengan mengingat segala kesalahan yang dia lakukan pada
ibunya.
“Ibu maafkan aku” ujar Mou sebelum dia benar-benar menutup matanya.
Selesai
Well, itulah dongeng yang baru aku buat jika masih banyak kekurangan
dimaklumin aja ya soalnya aku hanya penulis amatiran. Jika ada kritik dan saran
untuk dongeng ini silakan tinggalkan saja, tidak ada yang marah kok. Pasti
pembaca tahukan pesan apa yang harus kita bawa dari dongeng diatas. Belajar lah sesuatu yang berguna selagi bisa jangan sampai terlambat, menjesal
diakhir itu tidak ada gunanya. Juga hargai ibu kalian ingat cerita malin
kundang, semua ada hukumannya jika kita bersikap tidak baik pada perempuan yang
telah melahirkan kita itu. (hahaha ^_^)
0 comments:
Post a Comment