***

Annyeong chingudeul...
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Blog ini berisi sinopsis drama dan movie/film Korea, Jepang, Taiwan, Cerpen, Dongeng dan Puisi
dan Juga curhatan hati author lewat rangkaian kata-kata tidak jelas*hehee :)
Jadi semoga blog sederhana ini bermanfaat bagi semua orang.
Happy Reading..!!


Friday 21 August 2015

Cerpen-cerita pendek mengharukan 'Usapan Sayang Di Keningku'



Usapan Sayang Di Keningku
Lastri Fardani Sukarton

      Kereta api Senja memasuki Yogyakarta, ketikan pagi masih berkabut. Kendaraan yang meliuk-liuk seperti ular sanca itu datang lebih awal dari biasanya. Tiada jemputan, tiada senyum yang melambai menyambut kedatangan Galih. Dia mengerti bahwa orang-orang di sekitarnya tak menyenanginya, dan ia tak menjadi kecil hati, sekalipun ia menyadari kesalahannya. Hanya Eyang satu-satunya yang lahir-batin masih menyayanginya. Sedang Romo dan Ibu, kedua orangtuanya itu, sungguh Galih tak mengerti jalan pikiran mereka.
       Siapakah yang salah? Pemuda itu memaklumi, tak seorangpun yang ingin mencelakakan anaknya, begitu juga ayahnya, atau ibunya. Galih juga berdebat dalam hati, tak seorangpun yang ingin mendurhakai orangtuanya dengan sengaja bila mereka saling berselisih pendapat, itupun lumrah. Becak yang ditumpangi memasuku lorong. Terkejut ia, ketika tukang becak menanyakan rumahnya. Tiba-tiba kampung halaman itu sudah tampak di depan hidungnya.

***
“Stop! Stop!”
 Ia meraba kantung bajunya. Hanya ada selembar ribuan.
      “Duitnya, Yang, Cepat sedikit, marah nanti orangnya,” desak Galih.
      “Ee, bocah gagah tak punya duit,” gerutu Eyang-neneknya-sambil merogoh tali pinggangnya. Ada uang receh menyeli di sana, terbungkus selembar saputangan.

***
Pagi itu, Ketika ia menumpang kereta ke Yogya, ia ingin mengabarkan kepada Ibunya bahwa ia telah meraih cita-citanya yang telah lama diperjuangkannya. Kebanggaan itu akan disampaikan langsung, Sebelu orang lain tahu.
“Bu Rukmini, Bu Rukmini.”
Seorang perawat memanggil seorang perempuan kurus yang sedang menjahit. Wanita itu menoleh.
“Itukah ibuku? Yang dulu menjerit-jerit bila kudekati?” pikir Galih.
“Coba, ingat tidak ibu pada pemuda tampan itu?” tanya perawat lagi.
Aaaaah, ibu tersenyum. Galih cepat memeluk perempuan yang dicintainya itu. Mereka berdua menangis.
“Ibu....”
“Kau Galih,anakku?” ucap wanita itu pelan.
Galih mengangguk sambil menciumi pipi perempuan itu. Seribu entah sejuta rasa, bersimpang siur di dadanya.
“Ibu, ayo pulang, Galih ingin merawat ibu.”
“Kau tak nakal lagi?” kata ibunya sambil mencubit pipi Galih.
“Pasti Galih tak nakal lagi. Galih sudah jadi Dokter, Bu!”
“Dokter? Galih bekas morfinis itu kini telah menjadi dokter?”
“Galih tahu ibu pasti belum percaya. tapi pasti sekarang kita akan berkumpul lagi, dengan Eyang, juga Romo. Maafkan Galih, Bu!”
Perempuan itu menangis. Ia betul-betul menangis. Bukan karena sedih atau kecewa. Tetapi karena perasaan bahagia.

Terima Kasih Telah Berkunjung :)
 

0 comments:

Post a Comment

 

My Stories Published @ 2014 by Ipietoon