***

Annyeong chingudeul...
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Blog ini berisi sinopsis drama dan movie/film Korea, Jepang, Taiwan, Cerpen, Dongeng dan Puisi
dan Juga curhatan hati author lewat rangkaian kata-kata tidak jelas*hehee :)
Jadi semoga blog sederhana ini bermanfaat bagi semua orang.
Happy Reading..!!


Friday 1 January 2016

Dongeng Anak : Persahabatan tiga tikus kecil

Kali ini aku memposting dongeng hasil karya sendiri yang berjudul ‘TIGA SAHABAT’. Dongeng ini murni aku sendiri yang nulis jadi jika masih banyak kekurangan mohon maaf. Menjadi seorang penulis itu tidak mudah loh. Jika ingin melanjutkan membaca dongeng ini, silahkan baca dibawah ini.

Tiga Sahabat



Pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan yang lebat hiduplah tiga sekawan yang telah lama bersahabat. Mereka adalah tiga tikus kecil yang bernama Dodu, Didi dan Dodo. Mereka bertiga hidup dipinggir sungai yang cukup luas dan mereka selalu mencari makan bersama-sama.
Suatu pagi yang cerah tiga sekawan itu berkumpul untuk mencari makan bersama-sama. Karena makanan yang ada disekitar tempat tinggal mereka sudah menipis. Dodu, Didi dan Dodo pun sama-sama berpikir ingin mencari kemana  makanan untuk mereka makan saat ini.
“Didi, Dodo bagaimana kalau kita mencari makan di hulu sungai ini.” Usul Dodu semangat.
“Tapi aku mendengar disana sangat berbahaya bagi tikus kecil seperti kita ini Dodu.” Didi menanggapi dengan mimik sedikit takut.
”ah.. berbahaya!! Darimana kamu tahu Didi kalau disana berbahaya.” tanya Dodu.
“Aku mendengarnya dari pak Kancil yang sudah pernah kesana, katanya disana ada harimau dan juga ular yang besar. Pak Kancil hampir saja diterkam waktu itu kalau saja dia tidak melarikan diri dengan cepat.” Didi menjelaskan apa yang dia tahu kepada sahabatnya Dodu.
“ Harimau! Ular!  Aku tidak takut sama sekali. Aku adalah pelari yang hebat dengan kaki-kaki yang kecil jadi mudah saja untuk menghindar dari mereka.” Ujar Dodu dengan sombong. “ bukankah kalian dua juga pelari yang gesit, jadi jangan takut” lanjutnya.
“Tapi tetap saja, aku takut Dodu.” Dodo yang sedari tadi diam menimpali perkataan Dodu.
“Kalian berdua ini penakut sekali, ayolah kita bisa segera mati jika tidak segera makan, dan matahari sekarang sudah meninggi.” Bujuk Dodu lagi.
Akhirnya setelah dibujuk-bujuk oleh Dodu, Didi dan Dodo akhirnya mau mengikutinya untuk mencari makan di hulu sungai.

Sesampainya mereka bertiga ditempat yang ditujukan, benar saja banyak sekali makanan yang berserahkan di tanah. Mereka kemudian langsung memakan biji-bijian itu dengan perasaan puas. Setelah cukup kenyang, Dodo dan Didi pun beristirahat disebuah pohon sembari meminum air yang dibawa mereka dari rumah.  Sedangkan Dodu masih dengan asiknya mencari makan walaupun perutnya sudah terlihat membesar. Melihat itu Didi pun menegur Dodu untuk tidak makan terus-menerus namun hal itu diabaikan oleh Dodu.
“Dodu, berhentilah makan perutmu sudah sangat besar dan sisakan lah untuk besok.” tegur Dodo juga namun tetap diabaikan oleh Dodu.
“ah.. kalian ini bilang saja kalian iri denganku yang mendapatkan banyak makanan. Aku akan memakan habis makanan disini hingga aku tidak kelaparan lagi. Bukankan makanan besok bisa dicari besok saja, sekarang ya sekarang.” jawab Dodu setelah bosan mendengar teguran dari kedua sahabatnya itu.
“ ya sudah yang penting kami beruda sudah menasehatimu.” kesal Didi karena apa yang dia sampaikan tidak dilaksanakan bahkan tidak dihiraukan oleh Dodu.
Beberapa menit kemudian, Dodu yang sudah sangat kenyang juga ingin beristirahat bersama kedua temannya. Dengan berjalan lambat Dodu menuju pohon tempat kedua sabahatnya yang sepertinya sedang tidur dengan sangat nyaman. Namun, baru saja akan merebahkan tubuhnya dipohon, ia melihat sebuah gua dan sekilas ia melihat biji-bijian berserahkan sangat banyak tepat di mulut gua itu. Melihat hal itu dengan semangat Dodu membangunkan Dodo dan Didi yang sedang tertidur dengan pulasnya.
“Dodo.. Didi.. bangun, cepat bangun!” desak Dodu dengan tidak sabaran.
Mendengar namanya dipanggil dengan tubuh yang diguncang-guncang akhirnya dengan berat hati keduanya akhirnya bangun.
“Ada apa Dodu?? kamu mengganggu tidur ku saja.”kesal Dodo yang dibenarkan oleh Didi dengan anggukan lemah namun tampak sekali sedang kesal.
“Didi, Dodo lihat itu.” tunjuk Dodu kearah gua yang dilihatnya tadi mengabaikan mimik kesal kedua sahabatnya. Namun meski begitu, Dodo dan Didi juga mengikuti arah pandang Dodu yang sedang menujuk kearah selatan.
“Itu sebuah gua, ada apa disana??” ujar Didi setelah menyadari arah telujuk Dodu mengarah kemana.
“Aku melihat banyak sekali makanan disana jadi ayo kita kesana!!” ajak Dodu dengan semangat.
“Sepertinya gua itu menakutkan Dodu. Aku tidak mau kesana bagaimana kalau ada hal berbahaya.”  Dodo merinding melihat gua yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada itu.
“Iya, lagian disini juga masih banyak makanan Dodu dan bukankah kamu sudah sangat kenyang!!” tambah Didi meyakinkan Dodu untuk tidak kesana.
“Kalian dua penakut sekali sih, tidak ada yang namanya hal-hal berbahaya disana. Ayolah kalian dua sahabatku kan??”
Setelah mendengar hal itu, Dodo dan Didi pun terpaksa mengikuti Dodu. Mereka bertiga pun berjalan menuju gua dengan perlahan karena memang Dodu sudah sangat kenyang hingga ia melangkah dengan sedikit tersendat-sendat. Sesampainya di mulut gua, Dodu pun mulai memungut dan memakan biji-bijian yang berserahkan di mulut gua. Dodo dan Didi yang masih terlihat ragu hanya bisa pasrah dan mengikuti saja seperti apa yang dilakukan Dodu. 
Beberapa menit kemudian tiba-tiba terdengar suara aneh yang berasal dari dalam gua. Suara tersebut seperti suara desiran. Dodo dan Didi yang sedang dengan asiknya mengumpulkan makanan terkejut seketika itu juga mereka berdua merasa ketakutan mendengar suara itu.
“Suara apa itu Dodo?” tanya Didi
“Aku tidak tahu Didi tapi suara itu terdengar menakutkan.”
“Ayo kita cepat pergi dari gua ini. panggil Dodu juga.” tambah Dodo dengan sedikit gemetaran.
Dodu yang sedang asik mencari makanpun terhenti akibat panggilan kedua sahabatnya itu yang seperti sangat terburu-buru menuju ke arahnya.
“Dodu ayo kita pergi dari sini aku dan Dodo mendengar suara aneh dari dalam gua ini. Aku takut suara itu dari hewan bua.s” ajak Didi yang langsung di iyakan oleh Dodo. Namun sepertinya Dodu tidak peduli dengan apa yang dikatakan Didi.
“Aku tidak mendengar apa-apa, jadi jangan berkata yang aneh-aneh segeralah mencari makan sebanyak-banyaknya.” Setelah mengatakan itu Dodu pun langsung sibuk lagi memakan makanan yang telah ia kumpulkan dari tadi. Sedangkan Dodo dan Didi yang masih merasa ganjil dengan suara yang mereka dengar tadi walau begitu mereka menurut saja apa yang di katakan Dodu.
Lama-kelamaan suara itu makin jelas terdengar. Dan tampaklah seekor ular besar yang sibuk menjulur-julurkan  lidahnya. Seketika itu kagetlah Dodo dan Didi sembil berteriak dengan sangat keras. Sedangkan Dodu terkaget-kaget mendengar jeritan Dodo maupun Didi sembari mengarahkan tatapannya pada apa yang sedang dipandang kedua temannya hingga membuat keduanya membulatkan mata dengan sangat besar.
“Dodo, Dodu lariiiii.....”  jerit Didi sembari mengambil ancang-ancang untuk lari yang langsung ditanggapi oleh Dodo dan Dodu. Ular itu semakin mendekat saja.
“Dodu cepatt...”teriak  Dodo panik melihat Dodu  yang tidak mampu berlari cepat.
“Dodo.. Didi tolong tunggu aku, aku tidak dapat berlari dengan cepat. Aku kekenyangan.” Teriak Dodu dengan terengah-engah.
Walau ular besar itu semakin dengat saja dibelakang Dodu. Namun, Dodo dan Didi juga akhirnya menghentikan lari mereka dan malah berbalik arah menuju Dodu yang tampak sangat kesulitan untu lari. Mereka berdua akhirnya menyeret Dodu untuk lari bersama-sama dan itu semakin menghambat mereka untuk menjauh dari sang ular. Ular itu semakin mendekat saja dan terlihat jelas sekali ular tersebut sangat bernafsu melihat tiga santapan lezat didepannya.
“Kalian berdua cepat-cepat lah berlari ular itu semakin mendekat saja” kesal Dodu.
“ Bagaimana kami mau cepat kalau kami dua harus menggandeng mu saat berlari begini dan perutmu itu sangat berat.” Jawab Didi kesal sambil berlari semampunya.
“Ini semua salah kalian berdua tidak memberitahuku dari awal tadi”
“Apa!! kami berdua sudah bilang pada mu tadi dan kamu saja yang tidak percaya”
“ dan kamu selalu sibuk makan dari tadi” tambah Dodo dengan kesal mendengar apa yang dikatakan Dodu.
Tiba-tiba saja ular yang mengejar mereka tadi sudah ada didepan mereka. Seketika itu juga mereka bertiga menghentikan lari mereka. Dodo,Didi dan Dodu sudah sangat ketakutan.
“Pak Ular, mohon lepaskan kami.” Serentak mereka bertiga memohon dengan wajah yang memelas.
“Hahahahaaa... tidak akan aku lepaskan. Kalian betiga adalah makanan lezat yang sayang bila dilewatkan”
“ah... yang gendut ini sepertinya bagus jika dimakan duluan.” Ujar ular lagi sambil mengarahkan pandangannya ke arah Dodu.
“A..a..ku.” gugup Dodu.
“tentu saja Kau gemuk, memang siapa lagi yang tergemuk disini!!”
“Dia ini saja dulu pak ular. Meski sedikit kurus namun dia sangat enak” tiba-tiba Dodu menyarankan Dodo untuk dimakan duluan sembari mendorong Dodo lebih mendekat kepada pak Ular itu. Dodo yang didorang pun sangat tidak percaya apa yang dilakukan Dodu yang jelas sekarang ia sangat ketakutan.
“Dodu apa yang kamu lakukan, kamu sangat jahat pada Dodo” marah Didi. Yang ditanggapi Dodu dengan ketidakpeduliannya. Namun masih sarat akan ketakutan dimimiknya.
Tiba-tiba pak Ular sudah mulai mendekatkan kepalanya pada Dodo sambil menyulur-julurkan lidahnya. Ia terlihat siap untuk menerkam Dodo yang ada didepannya itu. Sedangkan Dodo sudah pasrah dengan nasibnya. Namun sangat tidak disangka pak Ular melahap Dodu yang ada di belakang Dodo.
Dengan masih sangat terkejut Didi akhirnya menarik Dodo untuk menjauh dari pak Ular itu. Didi dan Dodo kabur saat pak Ular sibuk menelan Dodu yang sesekali cicitannya terdengar menahan sakit.
Didi dan Dodo berhasil selamat dari kejaran pak Ular. Namun walau mereka merasa lega karena bisa selamat, mereka berdua juga merasa sangat kehilangan. Dodo dan Didi merasa sangat sedih karena telah kehilangan sahabt mereka yaitu Dodu. Dodo dan Didi berpikir coba saja Dodu mendengarkan sedikit nasehat yang mereka berdua berikan, kejadian tadi tidak akan pernah terjadi.

Dodo dan Didi pun pulang ke pinggir sungai, tempat dimana mereka menetap. ‘Biarlah semua kejadian hari ini menjadi pelajaran yang berharga untuk kami’ batin Dodo dan Didi.


Terima kasih telah berkunjung ke blog yang sederhana ini dan dengan sedia membaca dongeng diatas meski banyak sekali kekurangannya. Jika ada kritik & saran tinggalkan saja di kotak comment, dengan senang hati aku akan membacanya.


0 comments:

Post a Comment

 

My Stories Published @ 2014 by Ipietoon