Kali ini aku
memposting dongeng hasil karya sendiri yang berjudul ‘TIGA SAHABAT’. Dongeng
ini murni aku sendiri yang nulis jadi jika masih banyak kekurangan mohon maaf.
Menjadi seorang penulis itu tidak mudah loh. Jika ingin melanjutkan membaca
dongeng ini, silahkan baca dibawah ini.
Tiga Sahabat
Pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan yang
lebat hiduplah tiga sekawan yang telah lama bersahabat. Mereka adalah tiga
tikus kecil yang bernama Dodu, Didi dan Dodo. Mereka bertiga hidup dipinggir sungai
yang cukup luas dan mereka selalu mencari makan bersama-sama.
Suatu pagi yang cerah tiga sekawan itu
berkumpul untuk mencari makan bersama-sama. Karena makanan yang ada disekitar
tempat tinggal mereka sudah menipis. Dodu, Didi dan Dodo pun sama-sama berpikir
ingin mencari kemana makanan untuk
mereka makan saat ini.
“Didi, Dodo bagaimana kalau kita mencari
makan di hulu sungai ini.” Usul Dodu semangat.
“Tapi aku mendengar disana sangat berbahaya
bagi tikus kecil seperti kita ini Dodu.” Didi menanggapi dengan mimik sedikit
takut.
”ah.. berbahaya!! Darimana kamu tahu Didi
kalau disana berbahaya.” tanya Dodu.
“Aku mendengarnya dari pak Kancil yang sudah
pernah kesana, katanya disana ada harimau dan juga ular yang besar. Pak Kancil
hampir saja diterkam waktu itu kalau saja dia tidak melarikan diri dengan cepat.”
Didi menjelaskan apa yang dia tahu kepada sahabatnya Dodu.
“ Harimau! Ular! Aku tidak takut sama sekali. Aku adalah
pelari yang hebat dengan kaki-kaki yang kecil jadi mudah saja untuk menghindar
dari mereka.” Ujar Dodu dengan sombong. “ bukankah kalian dua juga pelari yang
gesit, jadi jangan takut” lanjutnya.
“Tapi tetap saja, aku takut Dodu.” Dodo yang
sedari tadi diam menimpali perkataan Dodu.
“Kalian berdua ini penakut sekali, ayolah
kita bisa segera mati jika tidak segera makan, dan matahari sekarang sudah
meninggi.” Bujuk Dodu lagi.
Akhirnya setelah dibujuk-bujuk oleh Dodu,
Didi dan Dodo akhirnya mau mengikutinya untuk mencari makan di hulu sungai.
Sesampainya mereka bertiga ditempat yang
ditujukan, benar saja banyak sekali makanan yang berserahkan di tanah. Mereka
kemudian langsung memakan biji-bijian itu dengan perasaan puas. Setelah cukup
kenyang, Dodo dan Didi pun beristirahat disebuah pohon sembari meminum air yang
dibawa mereka dari rumah. Sedangkan Dodu
masih dengan asiknya mencari makan walaupun perutnya sudah terlihat membesar.
Melihat itu Didi pun menegur Dodu untuk tidak makan terus-menerus namun hal itu
diabaikan oleh Dodu.
“Dodu, berhentilah makan perutmu sudah sangat
besar dan sisakan lah untuk besok.” tegur Dodo juga namun tetap diabaikan oleh
Dodu.
“ah.. kalian ini bilang saja kalian iri
denganku yang mendapatkan banyak makanan. Aku akan memakan habis makanan disini
hingga aku tidak kelaparan lagi. Bukankan makanan besok bisa dicari besok saja,
sekarang ya sekarang.” jawab Dodu setelah bosan mendengar teguran dari kedua
sahabatnya itu.
“ ya sudah yang penting kami beruda sudah
menasehatimu.” kesal Didi karena apa yang dia sampaikan tidak dilaksanakan
bahkan tidak dihiraukan oleh Dodu.
Beberapa menit kemudian, Dodu yang sudah
sangat kenyang juga ingin beristirahat bersama kedua temannya. Dengan berjalan
lambat Dodu menuju pohon tempat kedua sabahatnya yang sepertinya sedang tidur
dengan sangat nyaman. Namun, baru saja akan merebahkan tubuhnya dipohon, ia
melihat sebuah gua dan sekilas ia melihat biji-bijian berserahkan sangat banyak
tepat di mulut gua itu. Melihat hal itu dengan semangat Dodu membangunkan Dodo
dan Didi yang sedang tertidur dengan pulasnya.
“Dodo.. Didi.. bangun, cepat bangun!” desak
Dodu dengan tidak sabaran.
Mendengar namanya dipanggil dengan tubuh yang
diguncang-guncang akhirnya dengan berat hati keduanya akhirnya bangun.
“Ada apa Dodu?? kamu mengganggu tidur ku saja.”kesal
Dodo yang dibenarkan oleh Didi dengan anggukan lemah namun tampak sekali sedang
kesal.
“Didi, Dodo lihat itu.” tunjuk Dodu kearah
gua yang dilihatnya tadi mengabaikan mimik kesal kedua sahabatnya. Namun meski
begitu, Dodo dan Didi juga mengikuti arah pandang Dodu yang sedang menujuk
kearah selatan.
“Itu sebuah gua, ada apa disana??” ujar Didi
setelah menyadari arah telujuk Dodu mengarah kemana.
“Aku melihat banyak sekali makanan disana jadi
ayo kita kesana!!” ajak Dodu dengan semangat.
“Sepertinya gua itu menakutkan Dodu. Aku
tidak mau kesana bagaimana kalau ada hal berbahaya.” Dodo merinding melihat gua yang tidak terlalu
jauh dari tempat mereka berada itu.
“Iya, lagian disini juga masih banyak makanan
Dodu dan bukankah kamu sudah sangat kenyang!!” tambah Didi meyakinkan Dodu
untuk tidak kesana.
“Kalian dua penakut sekali sih, tidak ada
yang namanya hal-hal berbahaya disana. Ayolah kalian dua sahabatku kan??”
Setelah mendengar hal itu, Dodo dan Didi pun
terpaksa mengikuti Dodu. Mereka bertiga pun berjalan menuju gua dengan perlahan
karena memang Dodu sudah sangat kenyang hingga ia melangkah dengan sedikit
tersendat-sendat. Sesampainya di mulut gua, Dodu pun mulai memungut dan memakan
biji-bijian yang berserahkan di mulut gua. Dodo dan Didi yang masih terlihat
ragu hanya bisa pasrah dan mengikuti saja seperti apa yang dilakukan Dodu.
Beberapa menit kemudian tiba-tiba terdengar
suara aneh yang berasal dari dalam gua. Suara tersebut seperti suara desiran.
Dodo dan Didi yang sedang dengan asiknya mengumpulkan makanan terkejut seketika
itu juga mereka berdua merasa ketakutan mendengar suara itu.
“Suara apa itu Dodo?” tanya Didi
“Aku tidak tahu Didi tapi suara itu terdengar
menakutkan.”
“Ayo kita cepat pergi dari gua ini. panggil
Dodu juga.” tambah Dodo dengan sedikit gemetaran.
Dodu yang sedang asik mencari makanpun
terhenti akibat panggilan kedua sahabatnya itu yang seperti sangat terburu-buru
menuju ke arahnya.
“Dodu ayo kita pergi dari sini aku dan Dodo
mendengar suara aneh dari dalam gua ini. Aku takut suara itu dari hewan bua.s”
ajak Didi yang langsung di iyakan oleh Dodo. Namun sepertinya Dodu tidak peduli
dengan apa yang dikatakan Didi.
“Aku tidak mendengar apa-apa, jadi jangan
berkata yang aneh-aneh segeralah mencari makan sebanyak-banyaknya.” Setelah
mengatakan itu Dodu pun langsung sibuk lagi memakan makanan yang telah ia
kumpulkan dari tadi. Sedangkan Dodo dan Didi yang masih merasa ganjil dengan
suara yang mereka dengar tadi walau begitu mereka menurut saja apa yang di
katakan Dodu.
Lama-kelamaan suara itu makin jelas
terdengar. Dan tampaklah seekor ular besar yang sibuk menjulur-julurkan lidahnya. Seketika itu kagetlah Dodo dan Didi
sembil berteriak dengan sangat keras. Sedangkan Dodu terkaget-kaget mendengar
jeritan Dodo maupun Didi sembari mengarahkan tatapannya pada apa yang sedang
dipandang kedua temannya hingga membuat keduanya membulatkan mata dengan sangat
besar.
“Dodo, Dodu lariiiii.....” jerit Didi sembari mengambil ancang-ancang
untuk lari yang langsung ditanggapi oleh Dodo dan Dodu. Ular itu semakin
mendekat saja.
“Dodu cepatt...”teriak Dodo panik melihat Dodu yang tidak mampu berlari cepat.
“Dodo.. Didi tolong tunggu aku, aku tidak
dapat berlari dengan cepat. Aku kekenyangan.” Teriak Dodu dengan
terengah-engah.
Walau ular besar itu semakin dengat saja
dibelakang Dodu. Namun, Dodo dan Didi juga akhirnya menghentikan lari mereka
dan malah berbalik arah menuju Dodu yang tampak sangat kesulitan untu lari.
Mereka berdua akhirnya menyeret Dodu untuk lari bersama-sama dan itu semakin
menghambat mereka untuk menjauh dari sang ular. Ular itu semakin mendekat saja
dan terlihat jelas sekali ular tersebut sangat bernafsu melihat tiga santapan
lezat didepannya.
“Kalian berdua cepat-cepat lah berlari ular
itu semakin mendekat saja” kesal Dodu.
“ Bagaimana kami mau cepat kalau kami dua
harus menggandeng mu saat berlari begini dan perutmu itu sangat berat.” Jawab
Didi kesal sambil berlari semampunya.
“Ini semua salah kalian berdua tidak
memberitahuku dari awal tadi”
“Apa!! kami berdua sudah bilang pada mu tadi
dan kamu saja yang tidak percaya”
“ dan kamu selalu sibuk makan dari tadi”
tambah Dodo dengan kesal mendengar apa yang dikatakan Dodu.
Tiba-tiba saja ular yang mengejar mereka tadi
sudah ada didepan mereka. Seketika itu juga mereka bertiga menghentikan lari
mereka. Dodo,Didi dan Dodu sudah sangat ketakutan.
“Pak Ular, mohon lepaskan kami.” Serentak
mereka bertiga memohon dengan wajah yang memelas.
“Hahahahaaa... tidak akan aku lepaskan.
Kalian betiga adalah makanan lezat yang sayang bila dilewatkan”
“ah... yang gendut ini sepertinya bagus jika
dimakan duluan.” Ujar ular lagi sambil mengarahkan pandangannya ke arah Dodu.
“A..a..ku.” gugup Dodu.
“tentu saja Kau gemuk, memang siapa lagi yang
tergemuk disini!!”
“Dia ini saja dulu pak ular. Meski sedikit
kurus namun dia sangat enak” tiba-tiba Dodu menyarankan Dodo untuk dimakan
duluan sembari mendorong Dodo lebih mendekat kepada pak Ular itu. Dodo yang
didorang pun sangat tidak percaya apa yang dilakukan Dodu yang jelas sekarang
ia sangat ketakutan.
“Dodu apa yang kamu lakukan, kamu sangat
jahat pada Dodo” marah Didi. Yang ditanggapi Dodu dengan ketidakpeduliannya.
Namun masih sarat akan ketakutan dimimiknya.
Tiba-tiba pak Ular sudah mulai mendekatkan
kepalanya pada Dodo sambil menyulur-julurkan lidahnya. Ia terlihat siap untuk
menerkam Dodo yang ada didepannya itu. Sedangkan Dodo sudah pasrah dengan
nasibnya. Namun sangat tidak disangka pak Ular melahap Dodu yang ada di
belakang Dodo.
Dengan masih sangat terkejut Didi akhirnya
menarik Dodo untuk menjauh dari pak Ular itu. Didi dan Dodo kabur saat pak Ular
sibuk menelan Dodu yang sesekali cicitannya terdengar menahan sakit.
Didi dan Dodo berhasil selamat dari kejaran
pak Ular. Namun walau mereka merasa lega karena bisa selamat, mereka berdua
juga merasa sangat kehilangan. Dodo dan Didi merasa sangat sedih karena telah
kehilangan sahabt mereka yaitu Dodu. Dodo dan Didi berpikir coba saja Dodu
mendengarkan sedikit nasehat yang mereka berdua berikan, kejadian tadi tidak
akan pernah terjadi.
Dodo dan Didi pun pulang ke pinggir sungai,
tempat dimana mereka menetap. ‘Biarlah semua kejadian hari ini menjadi
pelajaran yang berharga untuk kami’ batin Dodo dan Didi.
Terima kasih
telah berkunjung ke blog yang sederhana ini dan dengan sedia membaca dongeng
diatas meski banyak sekali kekurangannya. Jika ada kritik & saran
tinggalkan saja di kotak comment, dengan senang hati aku akan membacanya.
Kunjungi
juga mydiarylusia.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment