Hujan Yang Indah
Hari ini sungguh sial bagi ku karena
aku pasti akan terlambat ke sekolah, ibu sungguh jahat kenapa dia tidak
membangunkan ku pagi tadi malah membiarkan anaknya yang manis ini terlambat
masuk sekolah pada hari pertamanya di Sekolah Menengah Pertama. Aku yakin pasti
aku akan di hukum ,murid seperti apa yang terlambat di hari pertamanya di
sekolah. Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju kelas XA yang akan menjadi
kelas ku di sekolah baru ini.
“Ah.. ini dia kelas XA,syukurlah aku sudah sampai.. “ ucapku
lega setelah aku sudah ada di hadapan kelas baru ku dan melihat jam yang ada
ditanganku yang ternyata aku terlambat sekitar 5 menit. Aku pun langsung
melihat ke dalam kelas dan tersenyum lega karena didalam belum ada guru yang
terlihat.
“Syukurlah aku beruntung hari ini..” batinku sambil berjalan
masuk.
Saat aku akan masuk kelas ada
seseorang yang menabrakku dari belakang sehingga membuat ku terjatuh di depan
pintu kelas.
“Hei... kenapa kau menabraku? Apa matamu buta?” teriak ku
emosi.
“Oww..I’m sorry...” jawabnya dengan senyum mengejek dan
langsung pergi.
“Aish...dasar cowok
sombong,membantu ku bangun saja tidak”kesalku sembari bangit berdiri .
Akupun cepat-cepat mencari bangku
yang kosong untuk tempat duduk ku sebelum guru masuk. Aku cukup bersemangat
walau hari ini aku terlambat dan juga bertemu dengan cowok menyebalkan tapi
tetap saja hari ini hari pertama aku masuk sekolah setelah lulus dari SMP. Aku
akan mendapat teman-teman yang baru dan suasananya pasti menyenangkan.
“permisi,apa bangku ini kosong??”tanyaku pada gadis cantik
yang terlihat duduk sendirin di mejanya itu.
“oh..iya bangku ini kosong duduk lah” jawab gadis itu dengan
ramah dan senyum yang manis pula.
“terima kasih” ujarku lagi sembari merebahkan pantat ku di
bangku tersebut.
Untunglah aku dapat bangku kalau tidak bagaimana jadinya
pikirku dalam hati dan gadis ini sangat lah manis aku beruntung bisa sebangku
dengan nya pikir ku lagi.
“Hai..namaku Bunga,siapa namamu?” tanya gadis itu yang
berhasil membuyarkan lamunanku.
“eh... salam kenal Bunga,panggil saja aku Cici” ujarku
sembari menjabat tangan gadis yang ternyata bernama Bunga itu
Setelah mendengar berbagai
penjelasan guru tentang sekolah dan lebih mengenal teman-teman di kelas bel
bertanda pulang pun berbunyi. Aku pun langsung keluar kelas di temani Bunga teman
sebangkuku. Karena arah rumah kami berbeda jadi kami berdua berpisah di gerbang
sekolah. Berjalan kaki adalah hal yang di lakukan ku setiap pergi dan pulang
sekolah karena Ibu ku sibuk bekerja dan
Ayah ku sudah meninggal saat aku berumur 5 tahun jadi tak ada yang mengantar
dan menjemputku lagi pula rumah ku juga tidak terklalu jauh.
Dengan gembira aku berjalan menuju rumah sambil bernyanyi
ria dan sungguh mengesalkan tiba-tiba turun hujan padahal aku belum sampai di
rumah . Aku pun langsung berlari menuju toko terdekat untuk berlindung dari hujan.
“Sial sekali hari ini,kenapa harus hujan sih padahal aku
tidak bawa payung” omel ku kesal,
“dingin sekali” rintih ku makin kesah dengan cuaca hari ini.
“jangan menyalahkan hujan karena hujan tidak salah apa-apa”
suara seseorang yang sangat mengejutkan ku dan sempat membuat ku gugup.
“ sejak kapan kau ada di situ? Ah..bukankah kau yang
menabraku tadi di sekolah” jawab ku menanggapi perkataannya dengan kesal .
“oh..benar pantas saja aku merasa mengenal mu.maaf tidak
membantu mu bangun tadi aku terburu-buru”ujarnya lagi
“ karena kau sudah meminta maaf,aku maafkan. Jadi apa maksud
perkataan mu tadi? Tidak menyalahkan hujan apanya!!” tanya ku heran
“ hujan itu sangat indah saat kita menutup mata kita bisa
mendengar alunan musik yang merdu”jawabnya seraya memejamkan matanya dan
mengulurkan tangan untuk menadah hujan.
Benarkah seperti itu pikirku “sepertinya benar”dia hanya
tersenyum menanggapi perkataanku.
“siapa namamu? Nama ku Rendy” tanya nya
“Cici” jawab ku singkat
Setelah perkenalan singkat itu tiba-tiba dia menarik
tanganku menjauhi toko dan seketika itu juga baju sekolah ku basah kuyub.
“apa yang kau lakukan” teriaku karena marah pada laki-laki
yang bernama Rendy itu.
“bermainlah dengan hujan ini,sangat menyenangkan” jawabnya
tampa minta maaf dulu.
Dia pun mulai bermain dengan
hujan. Dia benyanyi dan juga
melompat-lompat. Melihat hal itu aku pun mulai mengikuti dia karena terlihat
menyenangkan. Rasa dingin yang aku rasakan tadi tidak aku rasakan lagi dan juga
karena masih hujan jalanan sangat sepi jadi apa salahnya bukan. Di sela-sela bermain hujan itu aku mulai
memperhatikan dia,Rendy cukup tampan dan senyum nya sangat manis dengan kedua
lesung pipit di kedua pipinya membuat dia terlihat sangat manis di mata ku. Aku
yakin bukan hanya aku yang menilainya seperti itu pasti banyak gadis yang
tergila-gila padanya.
“menyenangkan bukan”tanyanya sedikit berteriak mengalahkan
bunyi rintikan hujan.
“Iya,sungguh menyenangkan. Rendy kau kelas berapa??”tanya ku
padanya
“kelas X1 B” jawabnya
“oh...jadi kau abang kelasku” ujarku
“kau kelas X ya..? tanya nya padaku
“iya” jawab ku singkat
Setelah kami mengobrol singkat di
tengah hujan tadi kami memutuskan akan pulang. Kami berdua pulang bersama
karena memang arah rumah kami sama. Dalam kamar
aku masih mengingat kejadian siang tadi. Untuk pertama kalinya aku
merasa nyaman dekat dengan seorang cowok. Sambil tersenyum aku membayangkan apa
yang terjadi selanjutnya di antara kami berdua,mudah-mudahan itu menyenangkan.
“Astaga apa yang kupikirkan,tidak mungkin aku menyukainyakan
kami baru bertemu 2 kali. Apa aku gila!!” ujarku pada diriku sendiri
“Cici ini sudah malam,tidurlah jangan sampai terlambat
bangun lagi”tegur ibuku sambil
menjembulkan kepalanya di balik pintu kamar ku yang sontak membuatku terkejut.
“baik bu..” jawabku seraya menutup buku ku dan bersiap
tidur,
“tidak mungkin,aku menyukainya”gumamku setelah ibu pergi.
Keesokan pagi nya seperti biasa aku berangkat sekolah dengan
menyusuri jalan yang lumayan ramai
dengan orang-orang yang akan bekerja,sekolah dan kegiatan lainnya. Dengan
semangat aku melangkahkan kaki ku agar cepat sampai di sekolah.
“Cici,tunggu..!!” panggil seseorang yang ada di belakangku
Akupun berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku tadi.
Dan yang aku lihat adalah Rendy yang sedang berlari menuju arah ku.
“kau tak mendengarku memanggilmu ya..kenapa kau tak
berhenti?”tanya Rendy setelah dia sudah ada di hadapan ku dengan napas
terengah- engah.
“I’m sorry,aku tak mendengar mu”jawabku dengan nada
bercanda.
“Kau ini,sudahlah ayo kita berangkat bersama-sama”ujar Rendy
“oky..”ujarku menanggapinya.
Kami pun berangkat bersama-sama kesekolah. Hal itu
berlangsung kurang lebih selama 4 bulan terakhir. Kami pulang bersama dan
berangkat juga sama-sama,kami bermain,saling membantu,saling menghibur dan
saling menyengangati. Kami seperti orang sudah pacaran tapi nyatanya kami tak
pernah jadian. Padahal selama kami bersama aku selalu memberi sinyal kalau aku
suka padanya tapi dia tak menanggapi karena
dia itu terlalu bodoh atau pura-pura tak tahu. Selama ini dia tak pernah
dekat dengan gadis manapun jadi aku berpikir dia suka padaku tapi aku sekarang
tidak tahu apa aku ini hanya sekedar sahabat atau gadis istimewanya. Tapi aku
tidak peduli tentang status di antara kami,bagi ku yang terpenting dekat
dengannya itu sudah membuat ku bahagia.
Seperti biasa setelah bel pulang
sekolah aku langsung menuju kelas X1 B untuk mengajak Rendy pulang sekolah
bersama-sama. Dengan semangat aku melangkah kan kaki menuju kelas itu karena Rendy
tadi berjanji akan mentraktirku makan
siang. Setelah sampai di depan pintu kelas,melihat pemandangan yang ada di depanku sungguh membuat aku cemburu. Rendy
sedang berpegangan tangan dengan Kak Rani teman sekelasnya yang aku tahu sudah
lama menyukai dia. Apa yang mereka dua lakukan?apa mereka dua jadian?terus
bagaimana denganku itu lah yang aku pikirkan pertama kalinya. Aku pun berlari
sambil menahan isak tangisku karena bagaimanapun juga aku masih di sekolah jika
teman-teman lain melihatnya itu sungguh memalukan.
“Cici,kenapa dengan mu” tanya Bunga saat berpapasan dengan
nya
“tidak apa-apa”jawab ku singkat sambil terus berlali setelah
berhenti sebentar tadi.
Aku yakin sekarang Bunga bertanya-tanya apa yang terjadi
padaku dan pasti sangat mengawatirkan ku.
Di
jalan aku masih menangis dengan badan basah kuyup mengingat apa yang aku lihat
di sekolah tadi. Dia sangat tak berperasaan dan
yang ingin sekali aku berteriak dasar pria brengsek tapi itu tak mungkin
karena itu akan terasa aneh jika dilakukan di jalanan.
“Cici,kenapa kau berlari tadi??”tanya pria yang membuatku
menangis barusan yang sudah di depanku.
“maaf,apa kau marah karena melihat aku bersama Rani”tambahnya
lagi
“ apa hak ku untuk marah bila kau dekat dengan gadis
lain?bukankah kita tidak memiliki hubungan apapun!!”teriaku padanya
Dengan tiba-tiba dia menarikku
dalam pelukannya itu sungguh membuat ku sangat terkejut tapi aku tak bisa
berbuat apa-apa aku hanya bisa menangis dalam pelukannya sesekali aku
mendengarnya mengucapkan maaf berulang-ulang kali. Setelah aku sudah agak
tenang dia mengajaku kecafe terdekat untuk berteduh dan sekedar menghangatkan
diri dengan secangkir teh panas.
“apa kau tak apa-apa?”tanya Rendy yang di jawab dengan
anggukan saja oleh ku.
“ada yang mau aku tunjukan pada mu jadi,ayo kita cepat ganti
baju”ujar Rendy lagi
“baiklah ayo kita pulang,lagian hujan sudah reda”jawabku
sedikit malas
“kita membeli baju di toko itu saja”ajak Rendy menunjukan
toko baju yang ada di depan cafe
“kenapa kita tidak pulang dulu”ujar ku heran
“kau ikut saja aku hari ini,jadi ayo...”ajaknya sembari
memegang tanganku keluar kafe.
Ak u tidak bersemangat
mengikutinya karena aku berharap ada yang istimewa yang akan Rendy katakan padaku
setelah pelukan yang dia berikan tadi tapi dia tidak mengatakan apa-apa,sungguh
mengecewakan. Setelah mengganti baju dengan yang kami beli tadi Rendy
mengajakku ke sekolah lagi,aku sempat bertanya kenapa kembali tapi dia hanya
menjawab apa adanya yang tidak aku mengerti.
“kenapa kau mengajaku ke kelas ku”tanya ku heran kami berdua
sudah berdiri di depan kelas
“masuklah”jawab Rendy dengan senyuman
Meski masih heran dan bingung aku menuruti perkataan Rendy.
Akupun masuk dan betapa terkejut nya aku mendengar teriakan banyak orang dengan
mengatakan ‘kejutan’. Di depan ku semua teman-temanku dengan tersenyum
menyanyikan selamat ulang tahun untukku. Aku sempat berpikir apa hari ini ulang
tahunku dan ternyata ia,aku lupa kalau hari ini ulang tahunku sendiri.akupun
memandangi mereka semua dengan mata berkaca-kaca.
“astaga,ini sungguh mengejutanku” ujarku tak percaya
“terimak kasih semua”ujarku lagi
“hei... kau belum meniup lilindan memotong kue nya” ujar
Bunga menuju hadapanku dengan memegang kue di tangannya dengan lilin angka 15
di atasnya.setelah aku meniup lilin yang tentu saja di iringi lagu selamat
ulang tahun,mereka mendesak menyuruh ku memotong kuenya. Apa mereka iklas
membeli kue ini pikirku karena mereka sepertinya tidak sabar untuk mencicipi
kue ini.
“potonglah kuenya”suruh Rendy yang ada di hadapanku.
“potong kue nya................”serentak teman-temanku
bernyanyi
Akupun memotong kuenya yang di susul dengan bunyi tepuk
tangan dan tawa dari semua teman-temanku.
“potongan pertama aku berikan pada siapa ya..?”ujarku dengan
pura-pura berpikir.
“terserah kau saja”jawab Bunga seperti sedikit kecewa dengan
perkataanku tadi.
“ini,untuk sahabatku yang paling manis”ujarku pada Bunga
sembari memberikan potongan kue pertama tadi.
“terimah kasih sahabatku yang baik”jawabnya dengan semangat
Setelah itu aku memberikan
potongan kedua untuk Rendy dan selanjutnya untuk teman-teman yang lain. Sungguh
menyenangkan aku tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini apalagi
mendapatkan begitu banyak kado dari semuanya . Setelah bertanya siapa yang
memiliki ide untuk memberik ku kejutan
akhirnya aku tahu siapa itu yang ternyata Rendy. Setelah selesai acara
kejutannya. Aku memutuskan segera pulang
walau mereka berkata masih ada acara lain karena takut yang di rumah akan kawatir. Aku di
temani Rendy sepanjang perjalanan aku dan dia hanya dia saja, aku tak tahu
mengapa aku tiba-tiba gugup dekat dengan
nya.
“Cici,tentang Rani”
“aku tahu,kak Rani sudah memberi tahu ku”ujarku cepat
memotong perkataan Rendy
“benarkah!!,jadi kau sudah tahu kalau aku meminta bantuan
pada nya untuk..”ujar Rendy tidak
melanjutkan perkataannya.
“iya”jawabku singkat dengan tersenyum malu.
“apa kau mau menerima nya?”tanya Rendy penuh harap.
“apa kau tidak akan mengatakannya langsung,tidak memakai
surat segala”tanyaku balik
“apa??,itu...”jawab Rendy gugup.
“aku mau jadi pacarmu”teriak ku dengan gembira tidak peduli
orang-orang memandang ku dengan aneh.
“apa?”
“apa kau tidak dengar?,aku juga menyukaimu”ujar ku dengan
tersenyum.
Sepertinya dia masih terkejut dengan perkataan ku buktinya
dia masih bengong seperti orang bodoh. Sesaat kemudian dia tersenyum dan
langsung menggenggam tangan ku.
“terima kasih,sebenarnya aku menyukaimu sejak pertemuan
kedua kita”ujar Rendy dengan semangat
Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku sangat bersyukur bisa
mendapatkan pria seperti Rendy. Selama ini aku salah ternyata Rendy juga
menyukai ku sejak lama hanya dia takut mengungkapkan nya karena takut di tolak.
sekarang hidup ku sudah lengkap memiliki seorang pacar yang aku sukai. aku akan menjaganya sebaik yang aku bisa. mungkin saat dewasa belum tentu aku akan menikah dengannya dan hidup bahagia tetapi akan aku hargai waktu saat ini untuk menciptakan kenangan indah dari hujan yang selalu mengalunkan melodi romantis.
selesai
ini adalah cerpen kedua saya dan saya yakin masih banyak kekurangannya. jadi saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk cerpen saya yang satu ini dan terima kasih telah berkunjung^_^
0 comments:
Post a Comment