***

Annyeong chingudeul...
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Blog ini berisi sinopsis drama dan movie/film Korea, Jepang, Taiwan, Cerpen, Dongeng dan Puisi
dan Juga curhatan hati author lewat rangkaian kata-kata tidak jelas*hehee :)
Jadi semoga blog sederhana ini bermanfaat bagi semua orang.
Happy Reading..!!


Thursday, 25 June 2015

Cerpen Romantis di tengah hujan


           Hujan Yang Indah




 Hari ini sungguh sial bagi ku karena aku pasti akan terlambat ke sekolah, ibu sungguh jahat kenapa dia tidak membangunkan ku pagi tadi malah membiarkan anaknya yang manis ini terlambat masuk sekolah pada hari pertamanya di Sekolah Menengah Pertama. Aku yakin pasti aku akan di hukum ,murid seperti apa yang terlambat di hari pertamanya di sekolah. Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju kelas XA yang akan menjadi kelas ku di sekolah baru ini.
“Ah.. ini dia kelas XA,syukurlah aku sudah sampai.. “ ucapku lega setelah aku sudah ada di hadapan kelas baru ku dan melihat jam yang ada ditanganku yang ternyata aku terlambat sekitar 5 menit. Aku pun langsung melihat ke dalam kelas dan tersenyum lega karena didalam belum ada guru yang terlihat.
“Syukurlah aku beruntung hari ini..” batinku sambil berjalan masuk.
Saat aku akan masuk kelas ada seseorang yang menabrakku dari belakang sehingga membuat ku terjatuh di depan pintu kelas.
“Hei... kenapa kau menabraku? Apa matamu buta?” teriak ku emosi.
“Oww..I’m sorry...” jawabnya dengan senyum mengejek dan langsung pergi.
“Aish...dasar  cowok sombong,membantu ku bangun saja tidak”kesalku sembari bangit berdiri .
Akupun cepat-cepat mencari bangku yang kosong untuk tempat duduk ku sebelum guru masuk. Aku cukup bersemangat walau hari ini aku terlambat dan juga bertemu dengan cowok menyebalkan tapi tetap saja hari ini hari pertama aku masuk sekolah setelah lulus dari SMP. Aku akan mendapat teman-teman yang baru dan suasananya pasti menyenangkan.
“permisi,apa bangku ini kosong??”tanyaku pada gadis cantik yang terlihat duduk sendirin di mejanya itu.
“oh..iya bangku ini kosong duduk lah” jawab gadis itu dengan ramah dan senyum yang manis pula.
“terima kasih” ujarku lagi sembari merebahkan pantat ku di bangku tersebut.
Untunglah aku dapat bangku kalau tidak bagaimana jadinya pikirku dalam hati dan gadis ini sangat lah manis aku beruntung bisa sebangku dengan nya pikir ku lagi.
“Hai..namaku Bunga,siapa namamu?” tanya gadis itu yang berhasil membuyarkan lamunanku.
“eh... salam kenal Bunga,panggil saja aku Cici” ujarku sembari menjabat tangan gadis yang ternyata bernama Bunga itu
Setelah mendengar berbagai penjelasan guru tentang sekolah dan lebih mengenal teman-teman di kelas bel bertanda pulang pun berbunyi. Aku pun langsung keluar kelas di temani Bunga teman sebangkuku. Karena arah rumah kami berbeda jadi kami berdua berpisah di gerbang sekolah. Berjalan kaki adalah hal yang di lakukan ku setiap pergi dan pulang sekolah karena  Ibu ku sibuk bekerja dan Ayah ku sudah meninggal saat aku berumur 5 tahun jadi tak ada yang mengantar dan menjemputku lagi pula rumah ku juga tidak terklalu jauh.
Dengan gembira aku berjalan menuju rumah sambil bernyanyi ria dan sungguh mengesalkan tiba-tiba turun hujan padahal aku belum sampai di rumah . Aku pun langsung berlari menuju toko terdekat untuk berlindung  dari hujan.
“Sial sekali hari ini,kenapa harus hujan sih padahal aku tidak bawa payung” omel ku kesal,
“dingin sekali” rintih ku makin kesah dengan cuaca hari ini.
“jangan menyalahkan hujan karena hujan tidak salah apa-apa” suara seseorang yang sangat mengejutkan ku dan sempat membuat ku gugup.
“ sejak kapan kau ada di situ? Ah..bukankah kau yang menabraku tadi di sekolah” jawab ku menanggapi perkataannya dengan kesal .
“oh..benar pantas saja aku merasa mengenal mu.maaf tidak membantu mu bangun tadi aku terburu-buru”ujarnya lagi
“ karena kau sudah meminta maaf,aku maafkan. Jadi apa maksud perkataan mu tadi? Tidak menyalahkan hujan apanya!!” tanya ku heran
“ hujan itu sangat indah saat kita menutup mata kita bisa mendengar alunan musik yang merdu”jawabnya seraya memejamkan matanya dan mengulurkan tangan untuk menadah hujan.
Benarkah seperti itu pikirku “sepertinya benar”dia hanya tersenyum menanggapi perkataanku.
“siapa namamu? Nama ku Rendy” tanya nya
“Cici” jawab ku singkat
Setelah perkenalan singkat itu tiba-tiba dia menarik tanganku menjauhi toko dan seketika itu juga baju sekolah ku basah kuyub.
“apa yang kau lakukan” teriaku karena marah pada laki-laki yang bernama Rendy itu.
“bermainlah dengan hujan ini,sangat menyenangkan” jawabnya tampa minta maaf dulu.
Dia pun mulai bermain dengan hujan. Dia benyanyi  dan juga melompat-lompat. Melihat hal itu aku pun mulai mengikuti dia karena terlihat menyenangkan. Rasa dingin yang aku rasakan tadi tidak aku rasakan lagi dan juga karena masih hujan jalanan sangat sepi jadi apa salahnya bukan. Di  sela-sela bermain hujan itu aku mulai memperhatikan dia,Rendy cukup tampan dan senyum nya sangat manis dengan kedua lesung pipit di kedua pipinya membuat dia terlihat sangat manis di mata ku. Aku yakin bukan hanya aku yang menilainya seperti itu pasti banyak gadis yang tergila-gila padanya.
“menyenangkan bukan”tanyanya sedikit berteriak mengalahkan bunyi  rintikan hujan.
“Iya,sungguh menyenangkan. Rendy kau kelas berapa??”tanya ku padanya
“kelas X1 B” jawabnya
“oh...jadi kau abang kelasku” ujarku
“kau kelas X ya..? tanya nya padaku
“iya” jawab ku singkat
Setelah kami mengobrol singkat di tengah hujan tadi kami memutuskan akan pulang. Kami berdua pulang bersama karena memang arah rumah kami sama. Dalam kamar  aku masih mengingat kejadian siang tadi. Untuk pertama kalinya aku merasa nyaman dekat dengan seorang cowok. Sambil tersenyum aku membayangkan apa yang terjadi selanjutnya di antara kami berdua,mudah-mudahan itu menyenangkan.
“Astaga apa yang kupikirkan,tidak mungkin aku menyukainyakan kami baru bertemu 2 kali. Apa aku gila!!” ujarku pada diriku sendiri
“Cici ini sudah malam,tidurlah jangan sampai terlambat bangun lagi”tegur  ibuku sambil menjembulkan kepalanya di balik pintu kamar ku yang sontak membuatku terkejut.
“baik bu..” jawabku seraya menutup buku ku dan bersiap tidur,
“tidak mungkin,aku menyukainya”gumamku setelah ibu pergi.
Keesokan pagi nya seperti biasa aku berangkat sekolah dengan menyusuri jalan  yang lumayan ramai dengan orang-orang yang akan bekerja,sekolah dan kegiatan lainnya. Dengan semangat aku melangkahkan kaki ku agar cepat sampai di sekolah.
“Cici,tunggu..!!” panggil seseorang yang ada di belakangku
Akupun berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku tadi. Dan yang aku lihat adalah Rendy yang sedang berlari menuju arah ku.
“kau tak mendengarku memanggilmu ya..kenapa kau tak berhenti?”tanya Rendy setelah dia sudah ada di hadapan ku dengan napas terengah- engah.
“I’m sorry,aku tak mendengar mu”jawabku dengan nada bercanda.
“Kau ini,sudahlah ayo kita berangkat bersama-sama”ujar Rendy
“oky..”ujarku menanggapinya.
Kami  pun berangkat bersama-sama kesekolah. Hal itu berlangsung kurang lebih selama 4 bulan terakhir. Kami pulang bersama dan berangkat juga sama-sama,kami bermain,saling membantu,saling menghibur dan saling menyengangati. Kami seperti orang sudah pacaran tapi nyatanya kami tak pernah jadian. Padahal selama kami bersama aku selalu memberi sinyal kalau aku suka padanya tapi dia tak menanggapi karena  dia itu terlalu bodoh atau pura-pura tak tahu. Selama ini dia tak pernah dekat dengan gadis manapun jadi aku berpikir dia suka padaku tapi aku sekarang tidak tahu apa aku ini hanya sekedar sahabat atau gadis istimewanya. Tapi aku tidak peduli tentang status di antara kami,bagi ku yang terpenting dekat dengannya itu sudah membuat ku bahagia.
Seperti biasa setelah bel pulang sekolah aku langsung menuju kelas X1 B untuk mengajak Rendy pulang sekolah bersama-sama. Dengan semangat aku melangkah kan kaki menuju kelas itu karena Rendy tadi berjanji  akan mentraktirku makan siang. Setelah sampai di depan pintu kelas,melihat pemandangan yang ada di  depanku sungguh membuat aku cemburu. Rendy sedang berpegangan tangan dengan Kak Rani teman sekelasnya yang aku tahu sudah lama menyukai dia. Apa yang mereka dua lakukan?apa mereka dua jadian?terus bagaimana denganku itu lah yang aku pikirkan pertama kalinya. Aku pun berlari sambil menahan isak tangisku karena bagaimanapun juga aku masih di sekolah jika teman-teman lain melihatnya itu sungguh memalukan.
“Cici,kenapa dengan mu” tanya Bunga saat berpapasan dengan nya
“tidak apa-apa”jawab ku singkat sambil terus berlali setelah berhenti sebentar tadi.
Aku yakin sekarang Bunga bertanya-tanya apa yang terjadi padaku dan pasti sangat mengawatirkan ku.
                Di jalan aku masih menangis dengan badan basah kuyup mengingat apa yang aku lihat di sekolah tadi. Dia sangat tak berperasaan dan  yang ingin sekali aku berteriak dasar pria brengsek tapi itu tak mungkin karena itu akan terasa aneh jika dilakukan di jalanan.
“Cici,kenapa kau berlari tadi??”tanya pria yang membuatku menangis barusan yang sudah di depanku.
“maaf,apa kau marah karena melihat aku bersama Rani”tambahnya lagi
“ apa hak ku untuk marah bila kau dekat dengan gadis lain?bukankah kita tidak memiliki hubungan apapun!!”teriaku padanya
Dengan tiba-tiba dia menarikku dalam pelukannya itu sungguh membuat ku sangat terkejut tapi aku tak bisa berbuat apa-apa aku hanya bisa menangis dalam pelukannya sesekali aku mendengarnya mengucapkan maaf berulang-ulang kali. Setelah aku sudah agak tenang dia mengajaku kecafe terdekat untuk berteduh dan sekedar menghangatkan diri dengan secangkir teh panas.
“apa kau tak apa-apa?”tanya Rendy yang di jawab dengan anggukan saja oleh ku.
“ada yang mau aku tunjukan pada mu jadi,ayo kita cepat ganti baju”ujar Rendy lagi
“baiklah ayo kita pulang,lagian hujan sudah reda”jawabku sedikit malas
“kita membeli baju di toko itu saja”ajak Rendy menunjukan toko baju yang ada di depan cafe
“kenapa kita tidak pulang dulu”ujar ku heran
“kau ikut saja aku hari ini,jadi ayo...”ajaknya sembari memegang tanganku keluar kafe.
Ak u tidak bersemangat mengikutinya karena aku berharap ada yang istimewa yang akan Rendy katakan padaku setelah pelukan yang dia berikan tadi tapi dia tidak mengatakan apa-apa,sungguh mengecewakan. Setelah mengganti baju dengan yang kami beli tadi Rendy mengajakku ke sekolah lagi,aku sempat bertanya kenapa kembali tapi dia hanya menjawab apa adanya yang tidak aku mengerti.
“kenapa kau mengajaku ke kelas ku”tanya ku heran kami berdua sudah berdiri di depan kelas
“masuklah”jawab Rendy dengan senyuman
Meski masih heran dan bingung aku menuruti perkataan Rendy. Akupun masuk dan betapa terkejut nya aku mendengar teriakan banyak orang dengan mengatakan ‘kejutan’. Di depan ku semua teman-temanku dengan tersenyum menyanyikan selamat ulang tahun untukku. Aku sempat berpikir apa hari ini ulang tahunku dan ternyata ia,aku lupa kalau hari ini ulang tahunku sendiri.akupun memandangi mereka semua dengan mata berkaca-kaca.
“astaga,ini sungguh mengejutanku” ujarku tak percaya
“terimak kasih semua”ujarku lagi
“hei... kau belum meniup lilindan memotong kue nya” ujar Bunga menuju hadapanku dengan memegang kue di tangannya dengan lilin angka 15 di atasnya.setelah aku meniup lilin yang tentu saja di iringi lagu selamat ulang tahun,mereka mendesak menyuruh ku memotong kuenya. Apa mereka iklas membeli kue ini pikirku karena mereka sepertinya tidak sabar untuk mencicipi kue ini.
“potonglah kuenya”suruh Rendy yang ada di hadapanku.
“potong kue nya................”serentak teman-temanku bernyanyi
Akupun memotong kuenya yang di susul dengan bunyi tepuk tangan dan tawa dari semua teman-temanku.
“potongan pertama aku berikan pada siapa ya..?”ujarku dengan pura-pura berpikir.
“terserah kau saja”jawab Bunga seperti sedikit kecewa dengan perkataanku tadi.
“ini,untuk sahabatku yang paling manis”ujarku pada Bunga sembari memberikan potongan kue pertama tadi.
“terimah kasih sahabatku yang baik”jawabnya dengan semangat
Setelah itu aku memberikan potongan kedua untuk Rendy dan selanjutnya untuk teman-teman yang lain. Sungguh menyenangkan aku tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini apalagi mendapatkan begitu banyak kado dari semuanya . Setelah bertanya siapa yang memiliki ide untuk  memberik ku kejutan akhirnya aku tahu siapa itu yang ternyata Rendy. Setelah selesai acara kejutannya. Aku memutuskan segera pulang  walau mereka berkata masih ada acara lain karena  takut yang di rumah akan kawatir. Aku di temani Rendy sepanjang perjalanan aku dan dia hanya dia saja, aku tak tahu mengapa  aku tiba-tiba gugup dekat dengan nya.
“Cici,tentang Rani”
“aku tahu,kak Rani sudah memberi tahu ku”ujarku cepat memotong perkataan Rendy
“benarkah!!,jadi kau sudah tahu kalau aku meminta bantuan pada nya untuk..”ujar  Rendy tidak melanjutkan perkataannya.
“iya”jawabku singkat dengan tersenyum malu.
“apa kau mau menerima nya?”tanya Rendy penuh harap.
“apa kau tidak akan mengatakannya langsung,tidak memakai surat segala”tanyaku balik
“apa??,itu...”jawab Rendy gugup.
“aku mau jadi pacarmu”teriak ku dengan gembira tidak peduli orang-orang memandang ku dengan aneh.
“apa?”
“apa kau tidak dengar?,aku juga menyukaimu”ujar ku dengan tersenyum.
Sepertinya dia masih terkejut dengan perkataan ku buktinya dia masih bengong seperti orang bodoh. Sesaat kemudian dia tersenyum dan langsung menggenggam tangan ku.
“terima kasih,sebenarnya aku menyukaimu sejak pertemuan kedua kita”ujar Rendy dengan semangat
Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku sangat bersyukur bisa mendapatkan pria seperti Rendy. Selama ini aku salah ternyata Rendy juga menyukai ku sejak lama hanya dia takut mengungkapkan nya karena takut di tolak.

sekarang hidup ku sudah lengkap memiliki seorang pacar yang aku sukai. aku akan menjaganya sebaik yang aku bisa. mungkin saat dewasa belum tentu aku akan menikah dengannya dan hidup bahagia tetapi akan aku hargai waktu saat ini untuk menciptakan kenangan indah dari hujan yang selalu mengalunkan melodi romantis.

selesai




 ini adalah cerpen kedua saya dan saya yakin masih banyak kekurangannya. jadi saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk cerpen saya yang satu ini dan terima kasih telah berkunjung^_^





0 comments:

Post a Comment

 

My Stories Published @ 2014 by Ipietoon