***

Annyeong chingudeul...
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Blog ini berisi sinopsis drama dan movie/film Korea, Jepang, Taiwan, Cerpen, Dongeng dan Puisi
dan Juga curhatan hati author lewat rangkaian kata-kata tidak jelas*hehee :)
Jadi semoga blog sederhana ini bermanfaat bagi semua orang.
Happy Reading..!!


Monday 13 July 2015

Cerpen-cerita pendek sedih KISAH KU di sekolah~ apa salahku? aku di bully!!~

Kisah ku
( apa salahku?? )




Namaku  adalah Farida Indayana. Biasa di panggil Farida, sekarang umurku 16 tahun. Seorang pelajar SMA kelas X1. Jika ada yang bertanya mata pelajaran apa yang paling aku tidak suka maka aku akan menjawab semua pelajaran yang membutuhkan kerja kelompok, aku benci kerja kelompok. Dan jika ada yang bertanya padaku apa yang paling aku suka di sekolah adalah saat jam istirahat serta hal apa yang paling aku benci di dunia ini aku akan menjawab sekolah, sebenarnya masih manyak hal yang paling aku benci di dunia ini tapi saat ini aku akan menjawab sekolah mungkin akan berubah seiringnya waktu. Sekolah sangat menakutkan bagiku beserta orang-orang di dalamnya.


Matahari telah menyapa hari dari balik awan menandakan pagi telah tiba. Dan hal itu memaksaku harus bangun untuk melaksanakan kegiatan rutinku yaitu sekolah. Tepat jam 6 pagi setelah sarapan akupun pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda kesayanganku. Karena memang hari ini aku piket kelas jadi aku pergi lebih awal dari biasanya. Setelah sekitar 5 menit perjalanan akupun sampai di sekolah memang jarak rumah dan sekolah ku tidallah terlalu jauh. Setelah sampai aku langsung menuju kelas untuk melaksanankan tugasku dan setelah sampai aku melihat teman-teman yang masuk kelompokku untuk piket kelas. Sebenarnya aku tidak mau sekelompok dengan mereka tetapi mereka memaksa kalau aku harus masuk kelompok mereka. Aku heran mengapa Maya,Thalia, dan Yona ada di kelas pagi-pagi begini biasanya mereka akan datang terlambat sehingga mereka tidak ikut membersihkan kelas. 


“ hai,cantik” sapa Thalia lembut,

“kamu sudah datang ya..” lanjut Yona.

“ Farida ayo kesini ada yang ingin aku katakan padamu”suruh Maya mendekat kearah mereka tiga.

“ada apa?”jawabku ketus setelah sudah ada dihadapan Maya,Thalia dan Yona.

“ Jangan marah dong, sekarang sapu dan pel kelas ini sampai bersih”perintah Maya,

“Kami mengawasimu” tambah Yona,

“iya kalau tidak bersih, kau akan menerima akibatnya” bentak Thalia.

“ya..”


Aku akan melakukannya bukankah dari dulu memang aku selalu melakukannya sendiri pikirku sebelum memulai membersihkan kelas itu. Begitulah nasipku karena takut pada mereka tiga aku akan melakukan apa yang mereka suruh dan menurutinya tanpa perlawanan. Setelah selesai aku segera mengambil pel dan emper yang aku gunakan tadi untuk di cuci.


“eh..eh..mau kemana kau?”tegur Yona yang melihatku akan keluar kelas.

“aku mau mencuci pel dan ember ini”jawabku seadanya.

“siapa yang menyuruhmu melakukan itu, jadi cepat ke sini?”teriak Maya.


Setelah sudah ada di hadapan mereka tiga secara tiba-tiba Thalia membawa ember yang aku pegang tadi memang karena terburu-buru aku tidak meletakannya tadi dan masih berisi air. Dan sungguh membuatku jengkel dan marah Thalia dengan sengaja dan seenaknya menumpahkan ember itu ke lantai lagi dan berkata,”bersihkan ini sebelum ada yang datang”sambil melempar ember yang ia pegang tadi. Maya dan Yona hanya tertawa dan mengiyakan apa yang di katakan Thalia dengan menyuruhku membersihkannya dengan sangat bersih tanpa ada kotoran sedikit pun. Mereka keluar kelas dengan hati puas setelah mengerjaiku. Berbeda dengan mereka, aku malah sakit diperlakukan begitu dengan menahan air mata aku membersihkan lagi lantai yang telah aku bersihkan tadi. 


Tidak terasa setelah piket kelas, belajar, istirahat,belajar lagi dan pastinya di ganggu lagi bel pulang sekolah pun berbunyi dan itulah yang paling aku tunggu-tunggu dari tadi walau kejadian di sekolah membuat ku kesal dan marah tapi aku sangat bahagia pulang sekolah karena aku bisa melihat orang-orang yang menyayangiku ayah ibu dan keluarga lainnya.


Keesokan harinya setelah sampai di sekolah aku langsung menuju toilet karena memang aku sedikit berkeringat sebab hari ini aku berjalan kaki untuk berangkat, kemarin saat pulang sekolah ban sepedaku telah bocor dan bisa aku tebak siapa pelakunya yaitu tiga sekawan itu. 


“kau sedang membersihkan diri ya..”tanya seseorang yang mengejutkan ku dan aku sangat kenal dengan suara itu yang tak lain adalah Maya si pengganggu.

“hei.. pencuri tetaplah pencuri sekeras apapun kau membersihkan diri tetap saja kau itu kotor”tambah Thalia sambil memegang rambutku,

“iya. Dan kau itu jangan sok manis,lembut dan bersih deh kecoak  saja kau  kau pegang apalagi sekedar kotorankan” ujar Yona menyambung sambil menarik kuat rambutku yang di susul oleh Maya.

“ouh..sakit. jangan menarik rambutku dan satu lagi aku bukan pencuri juga aku bukan orang yang meletakan kecoak  itu” bantahku dengan berteriak.

“kau masih membantah ya, Yona bawa air ke sini.”perintah Maya sambil menarik seragamku.

“oke. Kita akan buat dia mandi hari ini agar bersih dan wangi” ujar Yona mengejek dan segera menjalankan perintah Maya.


Dan benar saja mereka membuat ku basah dari bawah sampai atas dan lebih parah lagi mereka juga melempari ku dengan cairan berbau tak sedap  yang aku tidak tahu apa tapi yang jelas itu seperti minyak dan baunya sangat tajam. Tak puas dengan itu mereka menarik rambut dan menganiya tubuh ku seperti binatang yang harus di musnahkan dari bumi ini. Tanpa rasa bersalah mereka meninggalkan ku dalam keadaan kacau. Sepninggalam mereka aku hanya bisa menangis dan menangis. Aku tidak dapat mengadu pada siapapun, pada guru akan sia-sia paling-paling menerima teguran singkat setelah itu selesai,pada teman tapi siapa temanku tidak ada yang ada hanya orang-orang yang mengatakan kasihan sekali Farida itu tanpa ada niat untuk membantu, dan pada orangtua ku mereka akan sedih dan aku tidak mau hal itu terjadi. 


Semua karena kejadian itu, kejadian satu tahun yang lalu dimana hari itu hari ke-2 sekolah di SMA ini. Saat itu di kelas XB aku sudah mempunyai banyak teman dan semua baik padaku hingga karena hal-hal yang sama sekali tidak aku lakukan itu semua hancur dalam sekejap. Maya adalah seorang anak kaya raya yang bertemperatur buruk saat itu setelah pelajaran olahraga Maya menemukan dompetnya telah hilang. Setelah beberapa lama ia mencari tetapi tetap tidak di temukan. Akhirnya ia perintahkan temannya Yona memeriksa tas seluruh murid disana termasuk aku. Dan sungguh mengejutkan dompet itu di temukan di tasku. Aku berusaha menjelaskan pada semua kalau bukan aku yang mencurinya tetapi tidak ada yang percaya. setelah kejadian itu ada kejadian mengejutkan lagi yang semakin membuat teman-teman semakin menjauhiku yaitu setelah jam istirahat selesai kami semua masuk kelas dan tentu saja kami akan mengeluarkan buku pelajaran masing-masing tiba-tiba seluruh kelas heboh karena ada kecoak di tas mereka masing-masing dan anehnya hanya di tas milikku saja yang tidak ada kataknya. Oleh karena itu mereka semua menuduhku bahwa aku yang menaruh katak itu. Meski aku bilang bukan aku pelakunya mereka semua tidak lagi percaya pada ku karena mencuri dompet dan insiden kecoak itu semua mengarah padaku bahwa semua itu aku pelakunya padahal aku sangat sangat yakin kalau bukan aku pelakunya. Di pikiranku selalu ada pertanyaan, siapa pelaku sebenarnya?, mengapa dia tega menjebakku? Dan mengapa dia melakukan itu?.


Aku menari nafas mengingat itu semua. Kesalahan yang tidak pernah aku lakukan harus aku tanggung dengan diasingkan di sekolah. Dengan sabar aku melangkah menuju kelas dengan pakaian olahraga karena pakaian seragamku kotor oleh perbuatan Maya, Thalia dan Yona tadi. Sesampainya di kelas guru menegurku karena terlambat masuk dan lebih-lebih lagi aku memakai baju olahraga pada hari selasa ini jadi aku tambah di marahi. Setelah meminta maaf aku pun segera menuju tempat dudukku.


“hei.. bau apa ini?”tanya Maya sembari menutup hidungnya,

“iya baunya seperti telur busuk”tambah Thalia,

“Arah baunya dari dia”tunjuk Yona padaku,

“iya...iya.. dari Farida sepertinya”teriak murid lain sambil tertawa.


Maaf ,maaf,maaf  hanya  kata maaf yang aku katakan pada mereka sambil menuju bangkuku. Semuanya tertawa dan menutup hidung masing-masing karena bau itu, kelas tidak akan tenang kalau tidak bu guru menghentikan hal itu. Karena terlalu menyengat walau aku sudah membersihkan diri baunya tidak hilang dan aku benci keadaan ini. “Farida,  menjauhlah dariku, kau sangat bau” ujar teman sebangkuku”. Akupun menuruti perintahnya dengan memindahkan bangkuku agak jauh darinya dengan menahan tangis dan berujar,”aku minta maaf”.

Hari demi hari aku menjalani hari di sekolah semakin buruk. Jika tidak memikirkan ayah dan ibu aku mungkin sudah berhenti sekolah, aku tidak tahan lagi dan kesabaranku mungkin sudah habis. Tapi demi ayah,ibu aku harus bersabar lagi bukankah tinggal setahun lagi aku pergi dari sekolah ini. 


Saat ini adalah jam terakhir pelajaran berlangsung. Pelajaran yang sedang di jelaskan di depan kelas adalah Bahasa Inggris. Berhubung gurunya berhalangan masuk kelas jadi pak guru itu hanya memberikn tugas saja yang di titipkan ke guru lain. Tugas itu adalah tugas kelompok , hal yang paling aku benci karena jika memilih sendiri anggota kelompoknya sangat pasti kalau aku tidak akan  memiliki kelompok sebab tidak ada yang mau satu kelompok ku. Tapi untunglah kelompoknya telah di pilih oleh guru. Tapi sial juga sih aku sekelompok sama Maya,Thalia,Sasa dan Farhan. Itu lebih buruk lagi dari sendirian dan tidak memiliki kelompok tapi untuklah Yona tidak ada dalam kelompok kalau tidak semakin buruk keadaanku. Semua sisaw sudah tahu siapa-siapa saja teman kelompoknya jadi saatnya berkumpul dengan anggota kelompok masing-masing.Sungguh aku tegang harus sekelompok sama karena pastinya mereka akan mengerjaiku itlah hal yang aku yakini.


“Farida,cepat kau kerjakan tugas ini” perintah Maya,

“iya kerjakan dengan benar, jangan sampai kita dapat rendah” tambah Thalia,

“hei.. jangan begitu ayo kita kerjakan sama-sama”ujar Sasa.

“aku tidak apa-apa jadi jangan mengasihani ku”ujar ku malas sembari siap untuk mengerjakan tugas itu.

“ia Sasa,diakan sudah bilang tidak apa-apa jadi suruh pencuri ini saja” Ujar Farhan sambil menatap jahat padaku.

“ Aku sama sekali tidak pernah mencuri, jadi jangan menuduhku seperti itu” pukulku refleks ke tangannya.

“hei jangan menyentuh tanganku,tanganmu itu penuh dengan kuman yang ada di kecoak itu, jadi jangan menyentuh ku iihh aku jijik padamu” ujar Farhan sambil mengusap tangannya dan menjauh dari ku.

“apa maksud mu”

“kau jahat sekali”sahut ku marah dan sedih karena perasaanku sakit mendengar Farhan berkata begitu.

“Farida, apa yang kamu lakukan? cepat kerjkan tugas ini” perintah Maya sambil menjambak rambutku.

“sakit Maya lepaskan!! Aku mohon” pintaku dengan memohon

“kalau ini apa sakit?”tanya Thalia mengikuti Maya dengan menjambak rambutku juga.


Karena tidak tahan lagi menahan sakit akupun menangis tetapi walaupun begitu mereka tetap tidak melepaskan aku malah mereka menyuruh dan  memaksaku berjoget di depan dengan dandanan norak yang mereka pasangkan padaku di tambah lagi rambut berantakan hasil jambakan mereka. Muka ku sudah seperti hantu dan rambutku kusut-kusut entah seperti apa mengambarkannya lagi. Aku hanya bisa menangis dan menuruti semua  apa yang merka suruh padaku kalau tidak aku bisa saja menjadi mangsa mereka hidup-hidup murid yang lain hanya tertawa tanpa ada niat untuk membantu.


Dengan tiba-tiba  ada seseorang berteriak dan mengatakan, berhenti!!! di tengah tawa murid-murid lainnya. Hal itu sungguh membuat semua orang terkejut dan terdiam dan mengarahkan pandangan ke satu sosok yang berteriak tadi. Dan ternyata itu adalah Sasa.


“ hentikan..hentikan hal itu sekarang juga”teriaknya lagi sembari menuju depan kelas tempat aku berada.

Berbagai suara terdengar setelah Sasa maju ke depan seperti: apa yang dia lakukan?, apa dia sudah gila?,pasti Maya tidak akan melepaskannya!!,berani sekali dia!. Itulah berbagai pertanyaan yang mereka ajukan dengan sikap heran dan penasaran tampak di wajah mereka.

“apa yang kau lakukan Sasa?  cepat kembali ke bangkumu”teriak Thalia panik,

“tidak apa-apa Thalia, aku mau mendengar apa yang akan dia katakan” dukung Maya pada Sasa,

“tidak Maya dia mengganggu acara kita saja” tambah Thalia.

“tidak apa-apa aku mau mendengar alasan apa yang ia punya”

“cepat katakan, apa yang mau kau sampaikan?”suruh Maya lagi.

“ayo..ayo.. cepat katakan”teriak yang lain tidak sabar.

Dengan takut akhirnya Sasa membuka mulut.

“ Farida sebenarnya tidak bersalah,kejadian tahun lalu dompet itu tidak di curi oleh Farida dan kecoak-kecoak itu tidak di letakan Farida”ujar Sasa yang sukses membuat semua orang terkejut.

“ apa yang kau katakan? Semuanya  jangan percaya pada apa yang di katakan Sasa” ujar Thalia berusaha meyakinkan semua murid dalam kelas.

“yang melakukan itu adalah Thalia”tambah Sasa yang semakin membuat semuanya shock.

“apa? Jangan asal menuduh kamu Sasa”bela Thalia sambil berteriak marah

“apa itu benar Sasa?”tanya Maya,

“iya apa itu benar?”tambah Yona yang sedari tadi diam saja,

“jangan percaya padanya semua yang ia katakan itu omong kosong” bantah Thalia dengan kesal dan marah.

“aku tidak berbohong,dia mengancamku untuk tidak memberi tahu kalian semua tapi sekarang aku tidak tahan lagi melihat kalian memperlakukan Farida dengan sangat keja. Kalau aku mengadu dia mengancamku akan menyuruh ayahnya yang kepala sekolah itu mencabut beasiswa yang aku dapatkan dengan segala usaha ku itu, itulah yang dia katakan padaku” jelas Sasa panjang lebar.

Semua masih terkejut pada apa yang Sasa katakan barusan. Akupun masih terkejut dan tidak percaya pada kenyataannya kalau Thalia tega melakukan itu pada ku jikahal itu benar.

“ini buktinya kalau kalian tidak percaya padaku”tambah Sasa lagi sambil menekat tombol play di Hp dan terdengarlah suara Thalia mengancam Sasa agar tidak memberitahu kebenarannya. Semua yang Sasa katakan tadi benar adanya. Ternyata itu adalah rekaman yang berhasil Sasa rekam saat dia akan mengadukan hal ini dan tentu saja Thalia melarangnya lagi. Setelah rekaman itu selesai semua mata memandang Thalia yang terdiam kaku di tempatnya duduk. Aku masih tidak percaya Thalia tega melakukan itu. Ia telah menghancurkan hidup ku selama hampir dua tahun ini, ia telah merampas segala kesenanganku di sekolah. Aku pun bertanya apa alasannya sampai ia tega memfitnahku dan membuat ku di benci di sekolah ini.


“apa alasannya?tanya ku dingin pada Thalia

“iya aku yang melakukan itu. Aku yang mencuru dompet itu dan meletakanya di tas mu dan aku juga yang meletakan kecoak di tas kalian semua agar kalian semua memusuhinya. aku melakukan itu semua karena aku iri padamu Far, pada saat SMP kau selalu banyak teman terkenal dengan kebaikan mu dan juga karena kau adalah orang yang pintar. Selalu di puji-puji bahkan gurupun menyukaimu sehingga kau tidak pernah merasa sendiri di sekolah dan kau senang akan itu. Tapi aku hanya anak yang tidak punya teman sama sekali tidak ada yang mau berteman denganku hanya karena aku bodoh dan tidak secantikmu mereka hanya bicara apa adanya padaku tidak bermaksud menjadikan ku teman mereka apalagi sahabat. Oleh sebab itu aku melakukannya aku mau kau merasakan perasaaan di jauhi sama seperti ku dulu” Jelas Thalia anjang lebar sambil menangis.

“apa? Iri!  Untuk apa kau iri padaku aku bukanlah siapa-siapa. Dulu saat SMP bukan teman-teman tidak mau berteman dengan mu tapi kau lah yang menjauhi kami saat ada kegiatan kelompok di rumah kau tidak pernah ikut dengan beribu-ribu alasan, saat di kelas kami mengobrol tapi kau tidak pernah bergabung walau kami mengajak mu dan saat istirahat tiba kami mengajak mu ke kantin tapi kau selalu menolak karena kau membawa bekal. Kami selalu berusaha mendekatkan diri dengan mu tapi kau selalu tidak banyak bicara oleh sebab itu yang lain juga tidak nyaman di dekatmu jadi apa itu salah ku?” tuturku geram dengan apa yang di katakan Thalia

“tidak. Aku tidak begitu kau yang salah” teriak Thalia tidak terima kalau itu semua salahnya sendiri.

“itu salah mu sendiri jadi terima lah. Saat ini aku masih tidak bisa memaafkan mu semua yang kau lakukan itu tidak masuk akal itu sudah sangat keterlaluan  beraninya kau menjebakku sejauh itu. Aku tidak akan melaporkan ini pada ayahmu atau pun guru yang lain agar kau bisa menyadari sendiri perbuatanmu itu. Kau tahu hal yang paling berat adalah merasa bersalah pada orang lain itu bisa saja membuat mu tersiksa memikirkannya”. Ujarku pada akhirnya.


 Dua bulan kemudian sejak terungkapnya kebenaran itu. Sekarang keadaaan sudah menjadi lebih baik. Semua teman-teman yang pernah memusuhi telah meminta maaf pada ku terutama Maya, dan Yona. Untuk Thalia, dia sudah pindah sekolah 2 minggu setelah kebenaran itu terungkap mungkin karena tidak tahan  di musuh teman-temannya sendiri. Aku sudah menegur teman-teman agar tidak mengganggu dia tapi mereka tidak mendengarkan ku mereka sangat-sangat tidak suka pada Thallia karena membuat mereka berdosa dengan memperlakukan ku yang tidak bersalah dengan sangat buruk. Sejujurnya aku sangat kecewa pada Thalia karena dia di buli hanya selama 2 mingguan tetapi karena tidak tahan dia langsung pindah tapi bagaimana denganku yang di buli hampir dua tahun lamanya aku tapi aku tetap bertahan dan selalu berharap semuanya akan sadar dengan apa yang mereka lakukan dan seperti keajaiban hari itu telah datang yang di bawa oleh malekat dengan perantara Sasa. Sekarang aku sudah banyak teman dan aku tidak membenci sekolah lagi. Sekolah itu menyenangkan saat kita mempunyai banyak teman.


“Farida kenapa kau melamun? Sekarang waktunya istirahat” Tegur Sasa yang melihat ku melamun.

“apa?benarkah! maaf hanya tadi aku memikirkan kita jajan apa ya..?jawabku asal sambil tersenyum.

“ah.. kau ini ayo cepat kita ke kantin”ajak Sasa

“oke. Lets go..”ujarku dengan semangat.


Kami berduapun pergi kekantin dengan semangat. Di sepanjang perjalanan kami selalu bercerita tentang apa saja yang bisa kami ceritakan.


   Aku percaya dan bahkan sangat percaya Tuhan itu ada buktinya setelah aku di berikan penderitaan tapi dengan kuasanya sekarang aku di berikan kebahagiaan. Sekarang aku memiliki banyak teman dan seorang sahabat yang sangat hebat. Sasa sekarang telah menjadi sahabat baik ku kami selalu melakukan suatu hal bersama-sama. Kami berdua sering bekerja sama dalam kelompok dan belajar. Semua itu sangat menyenangkan bagiku karena baru sekarang aku merasakan pertemanan yang sebenarnya selama ini. Aku selalu berdoa pada Tuhan, Tuhan aku yakin masih banyak anak-anak yang di abaikan di tempat sekolahnya karena berbagai alasan mungkin karena dia jelek,bodoh,miskin, dan adanya salah paham serta masih banyak lagi tapi Tuhan apapun alasannya aku sangat percaya pada pun Engkau pasti akan membantu mereka untuk sabar,kuat dan membantu mereka mencari jalan keluarnya  sehingga akan ada senyuman bahagia di bibir mereka saat berangkat ke sekolah AMIN.

Tamat



Selesai juga cerpennya. Semoga sobat pembaca suka ya..

Mohon saran dan kritkik yang membangun agar saya bisa menulis dengan lebih baik lagi.

Terima kasih telah berkunjung^_^

4 comments:

Roos Desmiarni said... Balas

cerpennya bagus kak.... maju terus ya kakk....

Unknown said... Balas

Aku juga pernah di bully ... Sama juga seperti penulis tuliskan. . Intinya orang orang seperti kita selalu di jaukan dan disuruh seperti babu. Tapi q sabar dan Alhamdulillah q sekarang udah punya teman baik. Tapi q sering tidak pede pada pergaulan baru karena takut kejadian yang sangat memalukan ketika q SMA dan waktu aku menjalani kegiatan kulia kerja nyata ... Waktu KKN q juga dikucilkan karena q tidak bisa alias ngeblank dalam melakukan kegiatan kerja kelompok ... Dan q sadar... Q harus berubah.. q memamg susah bergaul q orang nya pilih 2 dalam bergaul. Tapi positif nya. Q mempunyai jiwa pengusaha sejak q SD... Q akan membuktikan kepada mereka bahwa orang orang seperti kita bisa sukses kedepannya. Dan mereka bertekuk lutut di hadapan kita.

Unknown said... Balas

Izin ambil ceritanya ya kak, buat bikin konten youtube,...

Vivi said... Balas

Ijin share ya kak di ig

Post a Comment

 

My Stories Published @ 2014 by Ipietoon