Cerpen
kali ini berbeda dengan cerpen sebelum-sebelumnya yang agak biasa. Kali ini
saya menulis cerpen yang agak rumit tapi memiliki pengetahuan yang perlu kita
serap. Cerpen berjudul ‘Petualanganku di Negeri Raksasa’ yaitu petualangan
seorang gadis dan dua temannya yang berlibur ke negara India. Dalam cerpen ini
banyak dibahas keunikan-keunikan apa saja yang ada di India, sebenarnya cerpen
ini belum selesai, karena banyaknya budaya-budaya India yang perlu dibahas tapi
saya rasa sudah cukup karena ini saja saya sudah merasa kepanjangan. Kenapa
saya memberi judul “Petualanganku di Negeri Raksasa’ itu karena memang India
itu sangat luas, lebih luas dari Indonesia. Saking luasnya, India kelihatan
seperti sebuah benua. Padahal, ia adalah bagian dari benua Asia. Dari pada
lama-lama bahasnya lebih baik baca cerpennya yuk..
' Petualanganku Di Negeri Raksasa'
Hai namaku Kurnia Sari biasa
dipanggil Sari. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan kedokteran. Sebenarnya sih
aku itu tidak mau masuk jurusan kedokteran, tapi apa mau dikata ayah dan ibuku
sangat mengharapkan itu. Sebenarnya aku itu lebih suka hal-hal yang berbau
petualangan. Aku suka bepergian ke suatu
tempat dan mencari-cari hal-hal yang baru sehingga aku dapat menyalurkan segala
petualangan ku itu kedalam bentuk tulisan,dan memaskukan itu dalam blog
kesayanganku. Aku juga suka membaca cerita romantis,petualangan dan misteri.
Itulah hobiku.
Sekarang
ini adalah waktu libur semester jadi aku bisa merefleksikan diri dari
tugas-tugas kuliah yang sungguh membuatku pusing. Dan sekarang ini aku berpikir
kemana aku bisa belibur?. Sekarang ini aku sendiri dirumah karena memang
keluargaku sedang menghabiskan masa liburan mereka di Amerika dan aku tidak
ikut. Aku bosan berlibur disana-sana saja. Keluargaku termasuk orang yang
berada jadi tidak bermaksud menyombongkan diri, kalau soal berlibur keluar
negeri itu adalah hal biasa yang bagi kami.
***
Begitu
keluar dari pintu pesawat, aku dan kedua temanku langsung disambut cuaca panas.
Sekarang memang musim panas di India. Yap! Setelah beberapa hari berpikir aku
akhirnya memutuskan untuk berlibur ketempat yang tidak biasa yaitu di India.
Aku juga mengajak sahabat kembarku Cristi dan Crista untuk menemaniku,
sebenarnya bukan mengajak sih tapi memaksa,hehee
“Fiuhh.. panas sekali” aku langsung
mengipasi tubuhku dengan majalah yang aku baca di dalam pesawat tadi.
“
iya, benar panas!” kor dua anak kembar itu.
Di
bandara kami langsung dijemput oleh seorang petugas hotel karena memang kami
sudah terlebih dahulu memesan tempat agar tidak repot jika sudah sampai.
Sesampai
dihotel, karena terlalu lelah setelah kami bertiga mandi kami langsung tidur.
Jadi tidak ada obrolan-obroral yang sering kami bertiga lakukan. kami tidur
sangat nyenyak dalam alam mimpi kami masing-masing.
***

“sudah ada makanan nih” seruku
“wow!! lezat”Cristi menanggapi
“seperinya!” tambah Crista
“ayo kita langsung makan
saja”ajakku yang hanya dijawab anggukan oleh mereka berdua.
Setelah itu akupun dengan mencicipi
makanan yang aku tahu namanya samosa. Kue sejenis pastel berbentuk segitiga.
Didalamnya berisi sayur ataupun daging. Lezaat!! Itu yang aku rasakan. Setelah
mencicipi itu aku melihat dua kembar itu sedang mencicipi kare yang kental dan
kemerahan. “apa itu pedas”. “tidak”jawab mereka kompak
Akupun mencobanya sedikit.
Aduh...pedas sekali! Cristi dan Crista tertawa melihatku setelah mereka berdua
berhasil mengerjaiku dan tentu saja aku memandang mereka berdua dengan tatapan
membunuh,hehe. “Inilah masakan india, Sari. Pedas, tapi nikmat! kesukan kami
berdua” kata Cristi sambil menghabiskan karenya. setelah itu kami mencoba chai,
teh susu yamg diberi rempah-rempah. Rasanya unik! Rempah-rempah didalamnya
mengeluarkan bau wangi yang aku suka.
***
Pagi ini pemantu wisata kami yang
kami panggil Daddah Arun datang, dia bisa bahasa Indo tapi logatnya itu loh
lucu bikin aku ingin tertawa saja. Mendingan aku hanya ingin tertawa, tapi
kedua temanku sudah tertawa. Daddah itu berarti
kakak mengajak kami pergi ke Agra. Letaknya tak jauh dai New Delhi. Kami akan
mengunjung Taj Mahal. Bangunan paling terkenal di India, aku sudah tak sabar.
Sepanjang perjalanan ke Agra,
Daddah menceritakan banyak hal tentang Taj Mahal. Aku sangat bersemangat
mendengar cerita-cerita itu tapi kedua temanku, mereka malah sibuk dengan
urusan masing-masing. Mereka itu memang seperti itu tidak terlalu tertarik pada
sejarah dan menurut mereka hal itu membosankan. Aku memang memaksa mereka
berdua berlibur ke sini untuk menemaniku tadinya mereka berdua berencana
berlibur ke Prancis (pengen liat menara eiffel kali..) . Mungkin itulah
penyebab mereka seperti itu.
Ternyata bangunan indah itu
sebenarnya adalah sebuah mausoleum,tempat pemakaman. Taj Mahal dibangun oleh
Shah Jahan, raja Dinasti Mogul. Bangunan ini adalah makam istrinya. Mumtaz
Mahal. Shah Jahan memang sangat mencintai istrinya. Saat sang istri meninggal,
Shah Jahan merasa sangat kehilangan. Lalu ia memerintahkan pembangunan sebuah
gedung indah sebagai makan istrinya.
Taj Mahal dibangun selama dua puluh
tahun oleh 20.000 pekerja. Bangunan indah ini dihiasi dengan ukiran dan motif
yang sangat indah. Shan Jahan ingin agar Taj Mahal menjadi bangunan terindah
yang pernah ada.
Setelah beberapa waktu kami
akhrinya sampai ditempat tujuan. Aku sungguh takjub melihat Taj Mahal. Sungguh
indah. Berbagai motif dan ukiran-ukiranya sangat cantik, benar yang dikatakan
Daddah tadi. Kami pun sama-sama mengagumi keindahan bangunan yang berasal dari
India itu. Disana kami juga dapat melihat gambar dari raja Shah Jahan dan
istrinya yang cantik. Setelah puas melihat dan mengagumi Taj Mahal, kamipun
pulang karena kami sudah sangat lelah dan ingin beristirahat.
***
Setelah mengunjungi Taj Mahal
keesokan harinya, program wisata kami
kali ini adalah pergi melihat sungai gangga. Kami berjalan-jalan menyusuri
pinggiran sungai besar itu. Ini sungai kebanggaan India! Hulu sungai Gangga
berada di pegunungan Himalaya. Sungai panjang ini bermuara di Teluk Bengala dan
membentuk sebuah delta yang berbatasan dengan Bangladesh.

“Sari, coba kau lihat hasinya
baguskan!”
“bagus”jawabku singkat mengomentari
foto-foto yang ditunjukan oleh Crista padaku. Terlihat disana foto mereka
berdua dengan berbagai macam gaya dengan latar luasnya sungai Gangga. “sini, kameranya
Cristi”pinta Crista,aku akan memotretmu dan Sari”
Aku pun tidak akan menghilangkan
kesempatan untuk mengambil kenang-kenangan disungai ini. dengan berbagai pose
aku dan temanku berfoto bersama. Kami juga mengajak Daddah Arun untuk bergabung
meski pertamanya menolak dengan alasan tidak enak hati tapi akhirnya setelah
dipaksa sedikit Daddah juga eksis di kamera kami.
Kami juga melihat orang-orang yang
mandi disungai Gangga. Dipinggir sungai ada bangunan berbentuk tangga-tangga.
“itu adalah ghat”kata Daddah. Banyak orang berdoa di tangga itu. Orang Hindu
percaya kalau air sungai Gangga dapat menyucikan mereka dari dosa-dosa.
Sehingga banyak orang Hindu mandi disungai ini.
Sungai penting ini masih punya
cerita. Besok, Daddah Arun akan mengajak kami mengunjung Varanasi, sebuah
tempat ditepi sungai Gangga. Ah, rasanya aku tidak sabar lagi ingin tahu
seperti apa tempat itu. Sekarang kami akan pulang ke hotel.
Sesampainya dihotel, setelah mandi,
makan dan sebagainya kami bertiga mengobrol tentang perjalanan kami tadi.
Karena memang kami bertiga belum ngantuk sama sekali.
“wah..itu tadi sungguh mengasikan
ya”.
“benar, sangat seru”
“seru sih Cristi, tapi
menyeramkan”Crista menampakan wajah takutnya.
“menyeramkan!” aku bingung apa yang
maksud Crista.
“apa kau tak ingat tadi itu banyak
orang berpakaian putih berdiri mengelilingi api unggun dan kata Daddah itu
adalah upacara pembakaran jenazah”
“oh.. itu,jangan-jangan hantunya
mengikutimu”ujar Cristi menakuti saudara kembarnya yang memang terkenal penakut
itu.
“aish..kau ini, jangan menakutiku
seperti itu” marah Crista dan segera membaringkan diri di kasur big size tempat
mereka tiga tidur. Mereka tiga memang tidur di satu kamar, dan biasanya akan
tidur sangat larut karena mereka asik dengan cerita-cerita mereka masing-masing.
Setelah melihat Crista yang marah dan sudah hendak tidur aku dan Cristi
mengikuti jejaknya. Tanpa berniat meminta maaf kami berdua tidur disampingnya
dengan santai.
***
Bangun pagi dengan semangat itulah
yang aku lakukan sekarang. Karena memang kami akan berangkat ke Varanasi.
Tempat tujuan kami kali ini berada di daerah Uttar Pradesh. Varanasi itu adalah
tempat suci bagi umat Hindu. Banyak umat hindu dari berbagai negara berziarah
ketempat ini. kata Daddah, setiap tahunnya ada sekitar satu juta orang
mengunjungi Varanasi.
Setelah perjalanan yang melelahkan,
akhirnya kami tiba juga di Varanasi. Crista dan Cristi langsung asik memotret.
Tempat ini memang indah.
Daddah Arun menyewa sebuah perahu.
Kami berlayar sepanjang aliran sungia Gangga. Diperahu, Daddah Arun menjelaskan
banyak hal pada kami bertiga.
“Ada seribu lima ratus kuil di
Varanasi.” Daddah menjelaskan. “Kuil yang terpenting adalah kuil Emas, tempat
pemujaan kepada Dewa Siwa,” katanya lagi.
Kami juga melihat abu jenazah yang
dilarung di sungai Gangga. “Banyak yang ingin meninggal dan dikremasi di
Varanasi. Tempat ini sangat penting bagi umat Hindu,” kata Daddah.
Tidak terasa sekarang hari sudah
sore. Kami pun kembali ke New Delhi.
***
Sungguh membosankan,itulah yang aku
rasakan. Hari itu terasa sangat panas.
Dan sekarang terasa sangat dingin karena memang musim hujan telah tiba
disini. Aku, Cristi dan Crista dapat mendengar suara gemuruh di luar. Di
kejauhan, tampak awan kekuningan berarak-arak dan dapat ditebak akan hujan
nanti. Aku memperhatikan orang-orang dijalanan berteriak-teriak dari jendela
hotel. Wah, ada apa ini?
“ada apa ya Crista? Tanyaku
khawatir.
“tidak tahu. Eh itu Daddah datang”
“Kenapa kalian tidak menutup
jendelanya! Kata Daddah langsung menuju jendela dan menutupnya. Hati-hati,
sebentar lagi akan ada badai pasir,” kata Daddh lagi.
Benar saja! Tak lama kemudian
jalan-jalan tertutup debu dan pasir yang bertebrangan. Orang-orang segera
berlindung. Lalu, badai pasir mereda. Aku melihat awan hitam yang besar
menutupi langit. Suara guruh terdengar berkali-kali. Kemudian, hujan deras
turun membasahi jalanan. Orang-orang
yang tadi berlindung kini kembali ke jalanan. Mereka berdoa dan tampak
bergembira. Daddah Arun juga bergembira. Aku dan kedua temanku heran dibuatnya.
“Daddah, kenapa?
“oh.. Daddah hanya senang dengan
datangnya hujan. Bagi orang India, hujan adalah anugerah besar. Hujan
menghilangkan hawa panas dan mengairi sawah. Tumbuhan yang layu dimusim panas
juga kembali tumbuh. Oleh karena itu kami bergembira” Daddah menjelaskan.
Aku melihat keluar. Benar kata
Daddah, orang-orang di jalanan bergembira. Anak-anak malah asyik bermain hujan.
Aku jadi ikut senang melihat mereka.
“Karena sekarang kita tidak bisa
pergi mengunjungi tempat-tempat lainnya, bagaimana kalau Daddah bercerita
tentang India saja”
“Benarkah!! ceritakan Daddah, kami
akan mendengarkan” seru Cristi dan Crista bersamaan.
Aku hanya mengangguk bersemangat
karena kata-kata ku sudah dicuri oleh dua orang itu.
Daddah mulai bercerita. Kata
Daddah, Negeri yang cantik ini banyak
kekayaan alamnya dan juga India pernah diperintah oleh banyak dinasti raja.
Peradaban di Lembah Indus telah ada sejak 2.500 tahun sebelum masehi. Orang
India pada zaman itu membangun kota di Harappa dan Mohenjo daro. Mereka
mengembangkan tulisan dan kebudayaan lainnya.
India pernah diperintah oleh
beberapa raja. Beberapa yang terkenal diantaranya Raja Ashoka. Ia mengembangkan
agama Budha di India. Ada juga dinasti Gupta dengan rajanya yang terkenal,
Skandagupta.
Pada tahun 1206 M, India
diperintahkan oleh kesultanan Delhi yang beragama Islam. Kesultanan ini
terbentang hingga ke selatan india. Pada abad ke-16, kesultanan Delhi
dikalahkan oleh Babur, seorang pemimpin dari Asia Tengah. Ia mendirikan dinasti
Mongul.
Dinasti Mogul terkenal karena
banyak membuat bangunan indah di India. Istanan, menara, benteng, dan taman
dibangun dan dihias dengan motif yang amat indah. Motif-motif indah itu adalah
gabungan dari kebudayaan India dan Islam, agama yang dianut raja-raja Dinasti
Mogul.
“Taj Mahal juga dibangun oleh raja
Dinasti Mogul, ayo tebak siapa yang membangunnya. Daddah rasa sudah menjelaskan
tentang Taj Mahal dan siapa yang membangunnya bukan”
“aku tahu Daddah, raja itu adalah
Shah Jahan. Ia membangunnya untuk makam istrinya” semangatku menjelaskannya.
“itu benar Sari, kamu pintar”puji
Daddah dan aku hanya dapat tersenyum bangga menunjukannya pada kedua temanku
itu yang hanya di tanggapi dengan remeh oleh mereka berdua.
Daddah Arun melanjutkan ceritanya
tentang India. “ setelah dinasti Mogul melemah, bangsa inggris menguasai
sebagian besar India. British East India Company menguasai perdagangan India.
Hasil bumi India dibawa ke Eropa.”
“Banyak tokoh India berjuang untuk
kebebasan negara kami.” Daddah Arun menjelaskan lagi. “salah satunya adalah
Mahmatma Gandhi.”
“Gandhi memimpin gerakan perlawanan
tanpa kekerasan. Akhirnya, India merdeka pada Agustus 1947. Tapi kami terpecah
menjadi dua negara, India dan Pakistan.” Daddah Arun menambahkan.
Aku mencatat semua penjelasan
Daddah. Dan kalau aku kembali ke Indonesia, aku mungkin akan menjadikan India
sebagai projek tugas kuliahku karena memang aku ada tugas mencari segala
informasi tentang suatu negara. Walau aku kuliah dalam jurusan kesehatan tapi
aku tetap membawa kelas tambahan yang berbicara tentang petualangan ( bingung
maksudnya, penulis juga bingung##).
“Kalian tiga tahu tidak, hari
kemerdekaan India jatuh pada tanggal 15 Agustus. Hampir sama bukan dengan hari
kemerdekaan kalian” logat aneh Daddah keluar dan berhasil membuat kami tiga
tertawa.
“kalian tiga ini”tegur Daddah
“iya, ya. Daddah apa orang-orang
India juga membuat lomba-lomba untuk merayakannya” tanya Cristi.
Daddah Arun tertawa. “ada banyak
perayaan di India. Dan salah satunya perayaan Diwali, perayaan yang paling
Daddah suka” cerita Daddah.
Daddah menyebut perayaan itu
sebagai perayaan cahaya karena pada malam itu, banyak orang menyalakan lampu.
“pasti pada tahukan cerita
Ramayana?” tanya Daddah Arun. “tentu saja. Ramayana kan, cerita terkenal. Kalau
tidak salah, ceritanya tentang Prabu Rama dan Dewi Sinta.” Sahutku
“benar” Daddah Arun senang
mendengar jawabanku. “Dalam cerita itu, Dewi Sinta, istri Prabu Rama, diculik
oleh raksasa Rahwana. Dewi Sinta dibawa ke Alengka.”
“Ya. Tapi Prabu Rama berhasil
membawa kembali Dewi Sinta, kan?” kata Cristi menyambung cerita Daddah. Aku
cukup terkejut dengan tanggapan Crista, aku pikir dia itu sibuk dengan
tabletnya tapi nyatanya dia mendengar
juga cerita Daddah.
“benar, untuk menyambut kemenangan
Prabu Rama, rakyat Ayodhya menyalakan lampu-lampu diseluruh negeri. itulah awal
perayaan Diwali. Perayaan ini dibuat untuk memperingati kemenangan cahaya atas
kegelapan.” Daddah Arun menjelaskan lagi.
“wah, bagus sekali
ceritanya,”kataku. “aku ingin melihat perayaan itu seruku yang disusul dengan
anggukan semangat dari Cristi dan Crista.
“sayang sekali, Perayaan Diwali
berlangsung lima hari di bulan oktober. Perayaan itu masih satu bulan lebih
lagi” kata Daddah.
“yaa...”seru kami bertiga dengan
sedikit kecewa. Soalnya kami bertiga benar-benar ingin melihat perayaan itu.
Daddah Arun tersenyum, “Jangan
sedih. Nanti Daddah akan perlihatkan foto-foto perayaan Diwali itu.”
“benar,Daddah? Terima kasih”kor
kami tiga lagi dengan senang.
Daddah menceritakan lebih banyak
tentang perayaan Diwali. Perayaan itu berlangsung pada malam yang paling gelap
menjelang datangnya musim dingin. Pada hari itu, orang-orang membersihkan dan
memperindah rumah mereka. Dilantai rumah digambar rangoli, lukisan dari kapur
warna-warni. Lukisan itu biasanya berbentuk burung atau bunga yang dianggap suci.
Orang-orang juga memasang
lampu-lampu disemua tempat. Didalam rumah dan dijalan-jalan. Anak-anak dan
orang tua memakai baju-baju bagus dalam perayaan itu. Para tetangga saling
berkirim hadiah dan makanan.
“mengapa di dalam rumah juga
dipasang lampu” tanyaku
Daddah menjawab,” umat hindu
percaya kalau pada malam itu Dewi Laksmi akan datang mengunjungi rumah-rumah.
Dewi Laksmi adalah dewi kemakmuran dan kebahagiaan. Ia akan membagikan
kemakmuran pada kita semua. Tapi, Dewi Laksmi tidak suka dengan rumah yang
gelap. Oleh karena itu semua lampu dan lilin dinyalakan.”
Kami bertiga dengan semangat
melihat foto-foto yang diperlihatkan Daddah. Perayaan Diwali membuat India
menjadi terang-benerang. Orang-orang menyalakan diwa, lampu khusus yang dibuat
untuk perayaan ini. terlihat sekali perayaan itu sangat semarak dan juga
terlihat disana banyak kembang api yang dinyalakan. Semoga suatu saat nanti aku
dapat melihtnya!
***
Sungguh tak terasa setelah sekitar
satu minggu lebih lamanya kami disana, hari kepulangan kami pun tiba. Rasanya
aku tidak puas setelah melihat kehidupan dan karya seni mengagumkan. Ah,
rasanya sedih harus pulang sekarang.
Daddah Arun mengantar kami ke
bandara dan aku sempat menangis harus berpisah dengan pria paruh baya ini yang
setia menemani kami selama di India. Dan tentu saja Cristi dan Crista menangis
tersedu-sedu karena harus berpisah dengan Daddah Arun. Mereka berdua memang
begitu, cenderung berlebihan dan sangat cengeng.
Selama di dalam pesawat aku membuka
dan membaca-baca buku yang berisi tokoh-tokoh terkenal dan hebat dari India
yang diberikan oleh Daddah Arun sebagai hadiah.
Terlihat disana foto orang tua
memakai kacamata yang ternyata Mahatma Gandhi. Ia adalah pimpinan bangsa India
untuk memperoleh kemerdekaan. Nama aslinya Mohandas Gandhi. Ia lahir di
Porbandar pada 2 Oktober 1869. Ghandi dijuluki Mahatma yang berarti jiwa yang
besar.
Sebelum memasuki dunia politik, Gandhi
adalah seorang pengacara yang tinggal di London. Tapi kemudian pulang ke India
dan berjuang untuk kemerdekaan bangsanya. Gandhi dan rakyat India tidak mau
menggunakan barang buatan Inggris. Sebaliknya mereka membuat barang-barang kebutuhan mereka sendiri. Bahkan Gandhi
menenun pakaiannya sendiri.
Gandhi berkali-kali dipenjara.
Tapi, ia tak pernah berhenti berjuang. Akhirnya perjuangannya mendapatkan
hasil. Pada 1947, India memperoleh kemerdekaannya. Sayang, tak lama kemudian
Gandhi tewas dibunuh oleh orang-orang yang tidak menyukai perjuanganya.
Aku membuka halaman berikutnya. Ada
foto seorang bapak berkopiah dan baju kurta. Namanya, Pandit Jawaharial Nehru. Ia
sahabat Gandhi, mereka berjuang bersama untuk kemerdekaan India.
Nehru lahir di Allahabad pada 14
November 1889. Sejak muda Nehru sudah anti penjajahan. Ia ikut dengan gerakan
Satya Graha pimpinan Mahatma Gandhi.
Seperti Gandhi, Nehru juga sering
dipenjara. Tapi. Ia tidak mau menyerah. Setahun sebelum India merdeka, Nehru
ditunjuk menjadi perdana mentri pemerintahan peralihan. Ia juga menjadi Mentri
Luar Negeri India. Ia ikut aktif mendukung Konferensi Asia-Afrika.
Lalu, aku melihat seorang wanita
berkerudung putih, yang tidak asing lagi bagiku karena memang wanita ini adalah
seorang yang aku idolakan. Ibu Teresa lah orangnya. Ia adalah biarawati yang
berjuang membantu orang-orang miskin, kelaparan, dan sakit lepra.
Nama aslinya adalah Agnes Bojaxhiu.
Ia lahir di Skopie pada 27 agustus 1910. Ibu Teresa adalah orang Albania. Pada
usia 18 tahun ia pergi ke India. Ibu Teresa menjadi guru sekolah anak perempuan
di Calcutta.
Dikota itu ia sering melihat
anak-anak terlantar. Mereka menjadi gelandangan, dan banyak yang terkena
penyakit lepra. Ibu Teresa ingin membantu. Ia lalu mendirikan tempat penampungan
untuk merawat dan melindungi orang-orang terlantar itu.
Atas usahanya yang keras. Ibu
Teresa banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah India dan negara lain. Ia
juga memperoleh Nobel Perdamaian pad 1979.
Astaga.. aku hampir saja meneteskan
air mata membaca tokoh-tokoh hebat ini. mereka sungguh hebat dan aku bermimpi
untuk menorehkan namaku didalam sebuah buku karena menyelamatkan banyak orang.
“selamat tinggal, India!.aku akan
ke sini lagi,pastinya dan akan pergi ketempat-tempat yang indah dan aku tidak
akan lupa lagi mengunjungi mumbai dan melihat perayaan Diwali.”
Bye..bye....
Selesai..
Sobat pembaca, menarik tidak cerpennya? Kalau tidak
menarik butuh sarannya agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. Ingat
jangan meninggalkan laman ini tanpa meninggalkan jejak.
Terima kasih telah berkunjung ke blog sederhana ini
^_^
Kunjungi juga mydiarylusia.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment