***

Annyeong chingudeul...
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
Blog ini berisi sinopsis drama dan movie/film Korea, Jepang, Taiwan, Cerpen, Dongeng dan Puisi
dan Juga curhatan hati author lewat rangkaian kata-kata tidak jelas*hehee :)
Jadi semoga blog sederhana ini bermanfaat bagi semua orang.
Happy Reading..!!


Saturday 27 June 2015

Cerpen Sedih Yang Mengharukan tentang cinta




        Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan,hujan turun tak juga reda membuatku terkurung di kampus seharian. Entah sampai berapa lama aku harus menungguhujan reda,barulah aku bisa kembali ke rumah kost.


“belum pulang mbak?” tenya seseorang mengejutkan ku dan membuatku sedikit gugup,

“belum”jawabku sembari memandangi air hujan.

“pulang sendiri”tanyanya lagi padaku.

“iya,kamu?”tanyaku padanya

“nunggu jemputan mbak”

Jemputan pikirku,”ow,enak dong ada yang jemput” dia hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya,

“kalau boleh saya tahu mbak tinggalnya di mana?”tanyanya padaku,

“saya di kebun raya anggerek, Blok C no 142. Kalau kamu?”tanyaku padanya.”wah! sama dong,saya sering lewat situ, tapi nggak pernah lihat mbak di daerah situ. Orang baru ya mbak?”tanyanya padaku.

“udah lama kok,hampir 5 tahun”jawabku.


          Di saat sedang asik ngobrol tiba-tiba datang sebuah mobil mewah bewarna merah hati. Ternyata mobil itu datang untuk menjemput pria yang sedang mengobrol  bersamaku di halaman belakang kampus,lalu pria itu pun mengajak ku untuk pulang bersama dengannya. Aku yang memang sudah jenuh di kampuspun tidak menolaknya. Sepanjang perjalanan pulang kami terus ngobrol dan saling shering tentang perkuliahan dan kegiatan sehari-hari kami. Sesampainya di depan rumah akupun keluar dari mobilnya dan mengucapkan banyak terima kasih padanya karena telah mengantar aku pulang.

“mbak!!”tiba-tiba dia memanggilku setelah aku berjalan agak menjauh dari mobilnya,dia membuka kaca mobilnya dan berkata”emmmm kapan-kapan bolehkah saya berkunjung ke rumah mbak?”tanyanya padaku. Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku,diapun tersenyum dan melambaikan tangannya.


          Lelah sekali rasanya,ingin aku berteriak sekeras-kerasnya. Huuhhh! Benar-benar melelahkan sekali, dari hari senin hingga saptu harus selalu ke kampus. Hari minggu adalah hari yang paling menyenangkan bagiku, karna di hari minggu aku bisa tidur sepuasnya dan bisa pergi ke mana saja untuk menyegarkan pikiranku yang selalu di penuhi dengan tugas-tugas kuliah. Beberapa hari setelah aku berkenalan dengan pria itu, aku tidak pernah melihatnya ataupun berjumpa dengannya lagi. Tapi sudahlah,tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting. Tiba-tiba ponselku berdering, dan sangat mengejutkanku. Ada yang menelponku,tetapi aku tidak mengenali nomor tersebut itulah yang membuatku enggan untuk mengangkatnya,tapi ya sudahlah angkat saja pikirku. Mungkin saja ada hal penting untuk di sampaikan,”selamat sore”terdengar suara seseorang di seberang sana,ternyata itu  Boby. Pria yang mengantar aku pulang beberapa hari yang lalu, aku tidak sadar meninggalkan kartu namaku di dalam mobilnya waktu itu. Beberapa minggu setelah aku berkenalan dengannya,ada sesuatu yang aku rasakan. Entah apa itu aku juga tidak tahu,tapi di setiap aku bertemu dengannya jantungku berdebar-debar dan aku selalu salah tingkah di hadapannya. Boby sering berkunjung ke rumahku,kami dua juga sering berjalan bersama dan pernah suatu hari kami memutuskan untuk berlibur bersama ke sebuah pegunungan yang ada di sebuah desa,tak jauh dari kota tempat tinggal kami.

“mau kopi?”tanyanya padaku di suatu pagi saat kami sedang liburan,

“boleh”jawabku.

Tidak lama kemudian Boby kembali dan membawa dua cangkir kopi dan ada beberapa makanan ringan.

“silahkan tuan putri”ucapnya sembari menyodorkan kopi dan makanan ringan itu di sebuah meja kecil yang ada di depanku. Aku pun tersenyum dan menganggukan kepalaku.

“mau berenang?”tanyanya padaku,

“di mana?”tanyaku padanya.

“di gurun”jawabnya sambil melirik ke arahku

“gurun??”tanyaku sembari mengeryitkan  dahiku.

“haduhhh,di sungai dong tuan putri”ujarnya lagi.


          Setelah pulang liburan kami kembali di sibukan dengan kegiatan-kegiatan kuliah hingga tak ada waktu untuk kami menghabiskan waktu bersama. Setiap pagi aku selalu menunggu di halaman kampus,berharap dapat bertemu dengan Boby karena aku sangat merindukannya dan juga kopi buatannya. Kopi yang mempunyai rasa yang unik dan enak,sudah tiga minggu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Boby dan jujur, ini sangat menyiksaku. Karena setiap hari aku harus menahan rasa yang sungguh menyiksaku,kini sudah genap tiga bulan Boby tidak pernah menghubungku lagi  dan tidak pernah datang untuk menemuiku. Pernah suatu hari aku datang ke rumahnya,tapi hanya ada penjaga kebun dan pembantunya. Tapi Boby meninggalkan sebuah  surat untukku, yang ia titipkan pada pembantunya, kemudia aku pun membuka dan mmbaca isi surat itu:



Dear Nobi
Salam manis untuk Nobi ku...
          Bagaimana keadaan mu Nobi? Aku berharap agar kamu baik-baik saja. Ma’af aku pergi tidak berpamitan pada mu, aku terburu-buru jadi surat inilah yang bisa aku berikan padamu. Ma’af jika aku membuatmu merasa cemas dan kwatir,sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan padamu Nobi. Nobi aku sangat merindukanmu, aku merindukan sa’at kita bersama-sama menikmati indahnya pagi di pegunungan, aku merindukan mu yang selalu mengawatirkan aku, dan aku merindukan semua tentangmu tentang kita. Mungkin untuk beberapa bulan lagi aku akan kembali ke kota ini, dan aku berharap kamu masih ada untuk menantikan aku hingga aku kembali lagi,Nobi aku di sini merasa kesepian.  Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sendiri  di sini tampa dirimu, oh ya jika aku sudah kembali lagi nanti aku akan segera mengunjungi mu.
Salam sayangku selalu untuk mu.....
Boby



          Setelah membaca surat itu aku terpaku dalam kebisuan,ingin rasanya aku berteriak agar semuanya tahu bahwa aku merindukanmu Boby. Sudah genap lima bulan Boby pergi meningglakan aku dan kota ini sendiri, harus berapa lama lagi aku menunggu mu di sini. Aku tersadar dari lamunanku ketika aku mendengar ada suara yang memanggil ku dari luar,aku segera berlari menuju pintu dan itu pasti Boby pikirku. Dan ketika aku membuka pntu aku sangat kecewa karna bukan Boby yang muncul tapi seseorang  petugas dari kantor pos.

“maaf,bisa bertemu dengan ibu Nobita?”tanya pak pos itu dengan ramah,

“ya saya sendiri,ada apa ya pak”jawabku.

Lalu pak pos itupun  memberikan sepucuk surat padaku. Setelah memberikan surat itu diapun berpamitan padaku,dan aku pun segera masuk dan membuka surat itu.



Dear Nobita
Salam sayangku pada mu Nobi...
          Nobi, bagaimana keadaan mu saat ini? Semoga kamu dalam keadaan baik-baik saja. Nobi, maafkan aku karna aku tidak bisa menepati janjiku padamu. Aku tidak akan pernah datang lagi untuk berkunjung ke rumahmu, hanya ini yang dapat aku sampaikan padamu
Aku mencintai mu Nobita
Boby



       Kecewa itulah yang aku rasakan,kenapa kamu tega meninggalkan aku sendiri. Meninggalkan aku dan semua kenangan kita, aku sungguh benci padamu Boby. Tak terasa bening mengalir membasahi pipiku, rasa rindu yang menggunung seolah seketika menjadi benci yang sangat dalam. Setelah beberapa hari berlalu,di suatu padi yang cerah aku melihat beberapa orang tetanggaku berpakaina hitam beramai-ramai menuju rumah Boby. Ada pa ini? Apa yang terjadi pada keluarga Boby? Berbagai pertanyaan melintas di pikiranku,sesampainya di rumah Boby aku melihat rumah itu telah di penuhi oleh orang-orang yang melayat. Lalu aku pun bertanya kepada salah seorang  di antara orang yang ada di situ.

“ma’af bu, kalau boleh saya tahu siapa yang meninggal?”tanyaku pada ibu itu, dan ia pun menjawab”nak Boby”.


          Bagaikan di sambar petir,tubuhku seketika itu ambruk dan tak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian aku tersadar dan langsung berlari ke arah jenazah Boby,tak dapat aku bendung  air mataku yang membasahi pipi ku. Ku pandang Boby untuk terakhir kalinya, kemudia tante Ira memeluku dan berkata “sudahlah nak,ikhlaskan saja Boby.


          Tante tahu kalau kamu sangat mencintainya, dan kamu juga harus tahu bahwa Boby juga sangat mencintaimu”. Mendengar perkataan tante Ira, aku tak bisa menghentikan tangisku, kini aku tahu mengapa selama ini Boby menghilang dan tidak menjumpai aku. Ternyata Boby menderita HIV/AIDS,sebuah penyakit mematikan yang sangat mengerikan. Boby sudah lama menderita penyakit itu ujar mamanya, tapi dia tidak pernah menceritakan hal ini pada ku, kini semua cerita tentang aku dan Boby sudahku kubur dalam-dalam. Meskipun Boby sudah meninggal, dia tetap hidup di hatiku, dan satu yang selalu dapat mengobati rasa rinduku pada Boby adalah kopi. Yah kopi,kopi yang menghantarkan aku pada cinta Boby,kopi yang selalu menjadi temanku di setiap hari-hariku. Kini aku tahu mengapa Boby tidak ingin terlalu dekat dengan ku, Boby takut kalau aku tak bisa melupakannya tak bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah tiada. Kopi ini menghantarkan aku pada semua kenanganku tentang Boby, aku senang meskipun aku tidak bisa memiliki Boby selamanya di hidup ku, tapi aku yakin bahwa dia selalu ada dan memperhatikanku dari jauh. Terimakasih Tuhan Engkau telah memberikan dia untukku,meskipun hanya sesaat saja. Aku merasa bahagia,karna bahagia itu sederhana. Cukup dengan mengingatmu dan semua tentang kita aku sudah merasa cukup bahagia.



The end

         

saya yakin cerpen ini masih banyak kekurangannya jadi untuk memotifasi saya menulis lebih bagus lagi mohon kritik yang membangun. terima kasih telah berkunjung^_^

0 comments:

Post a Comment

 

My Stories Published @ 2014 by Ipietoon